TEMPO.CO, Jakarta - Facebook mengumumkan bahwa mereka akan mulai menghapus 'konten seksual yang parah' yang menargetkan tokoh masyarakat sebagai bagian dari pembaruan untuk kebijakan intimidasi dan pelecehannya. Perubahan kebijakan juga mencakup serangan pelecehan terkoordinasi terhadap pengguna.
“Kami akan menghapus semua profil, halaman, grup, atau acara yang didedikasikan untuk menseksualisasi figur publik, termasuk selebriti, politikus, dan pembuat konten,” ujar Global Head of Safety Facebook, Antigone Davis, dalam pengumuman di situs web-nya, Rabu, 13 Oktober 2021.
Kebijakan baru raksasa media sosial itu juga melarang photoshop dan gambar seksual, serta konten yang merendahkan 'fungsi tubuh’. Juga akan menghapus 'komentar seksual yang tidak diinginkan' dan serangan berulang yang melecehkan individu secara seksual.
“Kami membuat perubahan ini karena serangan seperti ini dapat mempersenjatai penampilan figur publik, yang tidak perlu dan seringkali tidak terkait dengan pekerjaan yang diwakili oleh figur publik tersebut,” kata Davis.
Pengumuman kebijakan Facebook muncul setelah pelapor Frances Haugen bersaksi di depan Kongres pekan lalu. Sidang terakhir pada Selasa, 12 Oktober 2021, difokuskan pada serangkaian laporan dari Wall Street Journal yang mengungkapkan eksekutif Facebook menyadari bahaya platform bisa menimbulkan pada pengguna, terutama remaja. Haugen juga diperkirakan akan bersaksi di depan Parlemen Inggris akhir bulan ini.
Pembaruan terbaru dari media sosial besutan Mark Zuckerberg ini juga mencakup bahasa baru yang melarang serangan besar dan terkoordinasi terhadap pengguna yang berada pada risiko tinggi bahaya offline, bahkan jika unggahan atau pesan tidak melanggar kebijakan konten Facebook. “Pembaruan ini mencakup unggahan Facebook dan Instagram dan pesan langsung yang dikirim ke individu seperti pembangkang pemerintah atau korban serangan kekerasan.”
THE VERGE | WALL STREET JOURNAL | FACEBOOK
Baca:
Facebook Ungkap Teknologi Kabel Bawah Laut Terbarunya, Kapasitas 200 Kali Lipat