TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang radio aneh terus datang ke Bumi secara berkala dari arah pusat galaksi dan para ilmuwan belum ada yang yakin sumber seperti apa yang memancarkannya. Gelombang datang seperti berdenyut mati-hidup secara acak, dengan sumbernya yang bisa jadi tak seperti sesuatu yang pernah dibayangkan para ilmuwan.
Sementara ini, sumber radiasi gelombang radio tersebut sebatas disebut sebagai ‘Obyek Andy’. Nama itu diberikan Ziteng Wang, peneliti pemilik nama alias Andy Wang ,dari University of Sydney, Australia.
Wang dan rekan-rekannya menemukan emisi gelombang itu sebanyak enam kali sepanjang 2020 lalu menggunakan teleskop radio Australian Square Kilometre Array Pathfinder. Mereka kemudian melakukan observasi lanjutan dengan teleskop radio MeerKAT di Afrika Selatan dan melaporkan hasil-hasilnya dalam The Astrophysical Journal, terbit 12 Oktober 2021.
Wang dan kawan-kawannya menemukan obyek menyala yang berkala, bisa sampai beberapa minggu lamanya, tapi lebih sering gelap. Ketika dia didapati menyala lagi pada Februari lalu, atau beberapa bulan setelah deteksi yang pertama, Wang dkk mengarahkan beberapa teleskop nonradio paling kuat yang ada, namun tak mampu mendeteksi apa-apa.
“Kami sudah mencari pada setiap panjang gelombang berbeda yang bisa kami lakukan, semuanya mulai dari gelombang inframerah sampai cahaya tampak dan sinar X, dan kami tidak melihat apa-apa,” kata David Kaplan dari University of Wisconsin-Milwaukee, bagian dari tim Wang.
Fakta bahwa obyek ini tak terlihat di setiap panjang gelombang yang digunakan memupus beberapa penjelasan spekulatif tentang obyek tersebut. Termasuk di antaranya adalah dugaan bahwa obyek itu adalah bintang normal dan magnetar atau bintang neutron dengan medan magnetik yang sangat kuat.
Foto udara dari teleskop radio terbesar di dunia FAST di daerah Pingtang, Provinsi Guizhou, Cina, 25 September 2016.[imaginechina via lonelyplanet.com]
Apapun wujud Obyek Andy itu, polarisasi gelombang radio yang datang darinya mengindikasikan kalau dia memiliki medan magnetik kuat. Saat menyala, kecerahannya bervariasi hingga faktor 100. Lalu, nyala itu memudar dengan sangat cepat yang tidak biasa—bisa dalam sehari—yang menuntun dugaan kalau obyek ini berukuran kecil.
Tapi, masalahnya, tidak ada bintang dan obyek astronomi lainnya di galaksi yang sudah dikenal selama ini sesuai dengan karakter seperti itu. “Mungkin saja dia bagian dari klas obyek yang sudah kita kenal, tapi itu akan mendorong batas-batas bagaimana kita berpikir klas obyek itu berperilaku,” kaya Kaplan.
NEW SCIENTIST, ASTROPHYSICAL JOURNAL
Baca juga:
5 Cuaca Ekstrem yang Sudah Terjadi dari Sumbawa sampai Bogor sebab Pancaroba