Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kata Guru Besar FKUI Soal Colin Powell, Kanker dan Covid-19

image-gnews
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Colin Powell meninggal pada Senin, 18 Oktober 2021. Sumber: Reuters
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Colin Powell meninggal pada Senin, 18 Oktober 2021. Sumber: Reuters
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar di Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama, mengungkap presentasinya berjudul ‘Vaksin Covid-19 pada Kanker’ dalam webinar Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) pada Minggu, 17 Oktober 2021. Dia menyatakan tak menyangka kalau penjelasannya saat itu berhubungan dengan sebab kematian mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Colin Powell sehari kemudian, Senin 18 Oktober 2021.

“Saya menjelaskan hal yang ternyata berhubungan dengan kematian Powell yang menderita kanker darah dan Covid-19,” ujar profesor di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran UI itu melalui pesan WhatsApp, Selasa, 19 Oktober 2021.

Tjandra yang juga Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, menjelaskan, para pakar sebenarnya merekomendasikan vaksinasi Covid-19 pada pasien dengan kanker atau riwayat kanker. Namun, menurut American Cancer Society, masalah utamanya bukanlah aman atau tidak, tapi bagaimana efektivitasnya, khususnya pada pasien dengan gangguan imunitas.

Beberapa jenis pengobatan kanker seperti kemoterapi, radioterapi, transplantasi sumsum tulang, stem cell dan imunoterapi memang dapat mempengaruhi imunitas tubuh. Ini yang membuat pemberian vaksin menjadi relatif kurang efektif. “Pasien dengan jenis kanker tertentu seperti leukemia dan limfoma juga akan menurunkan imunitas tubuh,” katanya.

Termasuk untuk pemberian vaksin Covid-19. National Cancer Institute dari National Institute of Health—semacam Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan—Amerika Serikat menyatakan bahwa penelitian telah menunjukkan vaksin inipun bisa jadi kurang efektif pada sebagian pasien kanker.

Namun, National University Cancer Institute Singapore (NCIS) menyatakan pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi, radioterapi, imunoterapi dan ‘targeted therapy’ dapat diberikan vaksin Covid-19. Selain itu, studi yang diterbitkan di Cancer Therapy Advisor pada 31 Agustus 2021 menuliskan bahwa pasien dengan keganasan hemotologi (kanker darah) masih mungkin mendapatkan respon kekebalan, sekalipun lebih rendah, sesudah divaksin. Studi itu membandingkannya dengan vaksinasi Covid-19 kepada pasien dengan kanker padat (solid tumors).

Di WHO, Strategic Advisory Group of Expert (SAGE) on Immunization baru saja memberi rekomendasi bahwa mereka dengan imunosupresi sedang dan berat dapat diberikan Vaksin Covid-19 dosis ketiga. “Joint Committe on Vaccination and Immunization (JCVI) Inggris juga menyebutkan beberapa keadaan penyakit yang memerlukan suntikan vaksin dosis ke tiga, salah satu diantaranya adalah kanker darah,” tutur Tjandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Jakarta.

Kematian Colin Powell pada Senin telah digunakan sebagai provokasi terbaru oleh sebagian kalangan di Amerika Serikat untuk menentang program vaksin Covid-19. Mereka menunjuk sebab kematian karena komplikasi Covid-19 padahal, menurut keterangan keluarganya, Powell telah mendapatkan suntikan dosis vaksin lengkap.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang terapis pernapasan perawatan kritis bekerja dengan pasien positif penyakit coronavirus (COVID-19) di unit perawatan intensif (ICU) di Rumah Sakit Memorial Sarasota di Sarasota, Florida, 11 Februari 2021. [REUTERS/Shannon Stapleton]

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah dengan cepat merespons pandangan tersebut. CDC menjelaskan kematian Powell pada usia 84 tahun justru menggarisbawahi pentingnya upaya vaksinasi untuk melawan Covid-19. 

CDC menegaskan, kematian masih mungkin terjadi meski sudah divaksin, terutama jika seseorang sudah berusia 84 tahun dan memiliki penyakit komorbid seperti Colin Powell yang dikategorikan dalam kelompok rentan. Lagian, CDC menambahkan, “Tingkat kematian di antara warga yang sudah divaksinasi ini 11 kali lebih rendah daripada di antara warga yang belum pernah divaksin.”

Baca juga:
Terapi Stem Cell, Mesin Baru dari Amerika Sudah Digunakan di Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

2 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

3 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

6 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

7 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

8 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

9 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.