Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Survei Ungkap 99,9 Persen Studi Setuju Manusia Penyebab Perubahan Iklim

image-gnews
Puing-puing tergantung di pohon setelah tornado mengoyak distrik Caidian di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 15 Mei 2021.Cina menghadapi cuaca yang lebih ekstrem sebagai akibat dari perubahan iklim. cnsphoto via REUTERS
Puing-puing tergantung di pohon setelah tornado mengoyak distrik Caidian di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 15 Mei 2021.Cina menghadapi cuaca yang lebih ekstrem sebagai akibat dari perubahan iklim. cnsphoto via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei mengungkapkan bahwa 99,9 persen studi atau makalah ilmiah yang ditinjau setuju bahwa perubahan iklim disebabkan oleh manusia. Survei baru itu dilakukan terhadap 88.125 studi terkait iklim, dan memperbarui makalah serupa pada 2013 yang mengungkapkan bahwa 97 persen studi yang diterbitkan antara 1991-2012 mendukung gagasan bahwa aktivitas manusia mengubah iklim Bumi.

Survei saat ini memeriksa literatur yang diterbitkan dari 2012-November 2020 untuk mengeksplorasi apakah konsensus telah berubah. "Kami hampir yakin, konsensus sekarang lebih dari 99 persen dan cukup banyak kasus tentang realitas perubahan iklim yang disebabkan manusia," ujar Mark Lynas, dari Alliance for Science di Cornell University, Amerika Serikat dan penulis pertama makalah ini, Selasa, 19 Oktober 2021.

Menurut Lynas, untuk memahami di mana ada konsensus, para peneliti harus bisa mengukurnya. Itu berarti mensurvei literatur dengan cara yang koheren dan tidak sewenang-wenang untuk menghindari perdagangan makalah yang tidak tepat, yang seringkali menjadi cara untuk dilakukan di ruang publik.

Dalam studi tersebut, para peneliti memulai dengan memeriksa sampel acak dari 3.000 studi dari kumpulan data 88.125 makalah iklim berbahasa Inggris yang diterbitkan antara 2012-2020. Mereka menemukan hanya empat dari 3.000 makalah yang skeptis terhadap perubahan iklim yang disebabkan manusia.

“Kami tahu bahwa (makalah skeptis iklim) semakin kecil dalam hal kemunculannya, tapi kami pikir masih ada lebih dari 88.000," kata Lynas. 

Sementara, Benjamin Houlton, Dekan College of Agriculture and Life Sciences di Cornell University dan rekan penulis studi tersebut, menerangkan, sangat penting untuk mengakui peran utama emisi gas rumah kaca. Sehingga, tim dapat dengan cepat memobilisasi solusi baru, karena telah menyaksikan secara real time dampak buruk bencana terkait iklim pada bisnis, masyarakat, dan ekonomi.

“Ada lebih dari 99 persen konsensus tentang perubahan iklim yang sisebabkan manusia dalam literatur ilmiah tinjauan sejawat,” kata Houlton yang studinya diterbitkan Selasa di jurnal Environmental Research Letters.

Terlepas dari hasil seperti itu, jajak pendapat publik serta pendapat politisi dan perwakilan publik menunjukkan keyakinan yang salah. Banyak yang mengklaim bahwa perdebatan yang signifikan masih ada di antara para ilmuwan mengenai penyebab sebenarnya dari perubahan iklim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tahun 2016, Pusat Penelitian Pew menemukan bahwa hanya 27 persen orang dewasa Amerika yang percaya bahwa ‘hampir semua’ ilmuwan setuju perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia. Jajak pendapat Gallup tahun 2021 juga menunjukkan perpecahan partisan yang semakin dalam di politik Amerika tentang apakah kenaikan suhu yang diamati di Bumi sejak Revolusi Industri disebabkan oleh manusia. 

Rekan penulis Simon Perry, seorang insinyur perangkat lunak yang berbasis di Inggris dan sukarelawan di Alliance for Science, menciptakan algoritme yang mencari kata kunci dari makalah yang tim tahu skeptis, seperti ‘matahari’, ‘sinar kosmik’ dan ‘siklus alam’. Menurutnya, algoritme diterapkan ke semua 88.000 lebih makalah, dan program memerintahkannya sehingga yang skeptis muncul lebih tinggi dalam urutan. 

“Kami menemukan banyak dari makalah perbedaan pendapat ini di dekat bagian atas, seperti yang diharapkan, dengan hasil yang semakin berkurang lebih jauh ke bawah daftar,” tutur Perry.

Secara keseluruhan, pencarian menghasilkan 28 makalah yang secara implisit atau eksplisit skeptis, semuanya diterbitkan dalam jurnal kecil. Jika hasil 97 persen dari studi 2013 masih menyisakan keraguan pada konsensus ilmiah tentang pengaruh manusia terhadap iklim, temuan saat ini bahkan melangkah lebih jauh untuk menghilangkan ketidakpastian.

PHYS | ENVIRONMENTAL RESEARCH LETTERS

Baca:
Pantura Berpotensi Tenggelam, Pantai Brebes Hilang 850 Ha dalam 5 Tahun

Selalu 
update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

1 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

1 hari lalu

Puluhan demonstran pro-Palestina mengangkat telapak tangan mereka saat rapat Kongres Amerika Serikat di Capitol Hill, Washington, AS, 31 Oktober 2023. Puluhan demonstran pro-Palestina menyerbu rapat Kongres Amerika Serikat yang tengah membahas bantuan dana untuk Israel yang masih berperang dengan Hamas. REUTERS/Kevin Lamarque
Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

55% warga Amerika Serikat tidak menyetujui respons militer Israel ke Gaza, menurut jajak pendapat terbaru Gallup


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

3 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

3 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

9 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

9 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

10 hari lalu

National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyoroti perubahan kawasan hutan di Kalimantan setelah adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Foto : NASA
Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.


Empat Kebijakan Badan Meteorologi Dunia Diadopsi 94 Negara, Apa Saja?

10 hari lalu

Siklon Tropis Megan (BMKG)
Empat Kebijakan Badan Meteorologi Dunia Diadopsi 94 Negara, Apa Saja?

Sebanyak 94 negara peserta salah satu forum meteorologi dunia, SERCOM Ke-3, mengadopsi empat kebijakan terkait layanan cuaca dan iklim.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

10 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.