TEMPO.CO, Yogyakarta - Tepat pada hari ini, 11 tahun yang lalu, Gunung Merapi mengawali erupsi dahsyat. Saat itu, tepatnya pukul 17.02 WIB, awan panas bergulung meluncur hingga delapan kilometer ke arah tenggara atau Kali Gendol.
"Kejadian itulah yang mengawali rangkaian erupsi Merapi pada 2010 silam," kata Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida, Selasa 26 Oktober 2021.
Hanik mengenang saat itu data pemantauan seperti kegempaan, deformasi, dan geokimia Gunung Merapi naik secara signifikan sejak catatan September 2010. Puncak fase erupsi terjadi pada 4-5 November 2010 dengan material letusan terlontar vertikal 10 kilometer dan awan panas meluncur 15 kilometer.
Menurut Hanik, erupsi Gunung Merapi pada 2010 merupakan yang terbesar sejak 100 tahun terakhir. "Hal ini tentu menjadi pelajaran bagi kita semua untuk terus mempersiapkan dan meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi," kata dia.
Para pekerja menyelesaikan pembangunan pendopo berbentuk joglo di rumah petilasan almarhum Mbah Maridjan, mantan juru kunci Gunung Merapi, di Kinahrejo, Sleman, Yogyakarta, (29/12). Pembangunan rumah yang dulu hancur karena erupsi Merapi 2010 ini sebagai fasilitas serba guna bagi wisatawan serta tempat menggelar prosesi labuhan Gunung Merapi yang rutin digelar setiap tahun. ANTARA/Sigid Kurniawan
Hanik mengatakan, segenap keluarga besar BPPTKG-PVMBG-Badan Geologi mengirimkan doa terbaik untuk para korban erupsi Gunung Merapi 2010. Sebanyak 353 orang tewas karena letusan saat itu. "Semoga para korban diterima di sisi Tuhan," kata dia.
Baca juga:
IPB University Kaji Cepat Atraksi Glow di Kebun Raya Bogor, Hasilnya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.