Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dilepas di Hutan Bandung Selatan, Owa Jawa Goku Pernah Lupa Cara Berayun

image-gnews
Owa Jawa betina bernama Goku yang dilepasliarkan ke Cagar Alam Gunung Tilu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis 28 Oktober 2021. FOTO/DOK ASPINALL
Owa Jawa betina bernama Goku yang dilepasliarkan ke Cagar Alam Gunung Tilu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis 28 Oktober 2021. FOTO/DOK ASPINALL
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan The Aspinall Foundation Indonesia Program kembali melepas liar satwa primata jenis Owa Jawa (Hylobates moloch), Kamis 28 Oktober 2021. Pelepasan dilakukan di Cagar Alam Gunung Tilu, Kabupaten Bandung, yang kali ini dikaitkan dengan Hari Owa Sedunia yang diperingati setiap 24 Oktober.

Owa Jawa yang dilepas yaitu Goku, betina berusia 3 tahun. Satwa itu sempat dipelihara selama 3 bulan oleh seorang warga di Cimahi. Setelah tahu owa Jawa dilindungi Undang-undang, warga itu menyerahkan Goku ke BBKSDA Jawa Barat lalu diteruskan ke Pusat Rehabilitasi Primata Jawa kelolaan Aspinall di Ciwidey, Kabupaten Bandung, pada Agustus 2020.

Goku nyaris kehilangan kemampuannya untuk berayun. Selama dipelihara orang, dia menempati kandang yang kecil. Per sekarang, owa seberat 4,3 kilogram itu telah menjalani masa karantina dan sosialisasi selama lbih dari satu tahun.

Selain Goku, ada dua owa lainnya yang berkelamin jantan. Owa bernama Uut, 18 tahun, tadinya dipelihara seorang warga di Garut selama 16 tahun. Riwayat hidunya diwarnai pada umur 10 tahun sifat agresifnya muncul hingga mengejar dan menyerang orang. Satwa berbadan cukup kekar seberat 6,1 kilogram itu menjalani masa karantina dan sosialisasi selama lebih dari 2 tahun belakangan.

Owa jantan lainnya, Obar, 8 tahun, berbobot 7,5 kilogram, punya riwayat berbeda. Seorang warga menemukannya di puncak Mega Gunung Puntang. Perilakunya saat itu dilaporkan jinak dan makan sampah. Satwa itu kemudian dibawa ke Aspinall dan disiapkan kondisinya selama 1 tahun lebih untuk dilepaskan kembali.

“Owa Jawa yang dinyatakan dalam kondisi kesehatan baik oleh tim medis siap untuk dilepasliarkan,” kata Made Wedana, The Aspinall Foundation – Indonesia Country Director lewat siaran pers, Kamis, 28 Oktober 2021.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga owa itu menjadi satwa ke-46, 47 dan 48 yang dilepasliarkan tim BBKSDA Jawa Barat dan Aspinall ke alam liar. Selanjutnya tim akan memantau perkembangan keseharian mereka di hutan. Caranya dengan mengikuti pergerakan dan pengamatan proses adaptasi hingga minimal selama enam bulan.

Owa Jawa jantan bernama Uut yang dilepasliarkan ke Cagar Alam Gunung Tilu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis 28 Oktober 2021. FOTO/DOK ASPINALL

Owa Jawa merupakan salah satu jenis primata endemik atau hanya ada di Pulau Jawa. Status hidupnya termasuk ke dalam daftar satwa yang terancam punah (endangered) secara global. Perkiraan populasi owa Jawa di alam kini sekitar 2.000-4.000 individu.

Mereka tersebar di beberapa kawasan konservasi dan hutan lindung di Jawa Barat dan sebagian kecil di kawasan hutan lindung di Jawa Tengah. Owa Jawa bersama beberapa jenis satwa liar Indonesia lainnya juga telah masuk ke dalam daftar 25 spesies fauna dan flora yang masuk prioritas konservasi oleh pemerintah. Target peningkatan jumlahnya di alam dengan cara menjaga populasi yang tersisa.

Baca juga:
KLHK Tangkap Pemburu Liar, Sita Kulit Harimau dan Janin Rusa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Catatan dan Tantangan untuk Ekowisata Satwa Liar yang Berkelanjutan di Indonesia

4 hari lalu

Pengunjung menikmati suasana hutan mangrove di ekowisata mangrove Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, 24 Desember 2015. Ekowisata ini menjadi tujuan wisata baru yang menyuguhkan wawasan tentang ekosistem mangrove kepada para pengunjung. ANTARA/Dedhez Anggara
Catatan dan Tantangan untuk Ekowisata Satwa Liar yang Berkelanjutan di Indonesia

Webinar ini dihadiri oleh narasumber yang dipandang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekowisata satwa liar berkelanjutan di Asia.


Bea Cukai Soekarno-Hatta dan BKSDA Gagalkan Penyelundupan Primata Langka Sumatera ke Dubai

18 hari lalu

Petugas menunjukkan barang bukti satwa primata saat rilis penegahan penyelundupan satwa langka primata di Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat, 30 Agustus 2024. Bea Cukai berhasil menggagalkan penyelundupan satwa langka berupa tiga ekor hewan primata satu ekor jenis Owa Siamang (Symphalangus syndactylus) dan dua ekor Owa Ungko (Hylobates agilis) yang akan diselundupkan ke Dubai oleh warga negara Mesir. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Bea Cukai Soekarno-Hatta dan BKSDA Gagalkan Penyelundupan Primata Langka Sumatera ke Dubai

Bea Cukai Soekarno-Hatta , BKSDA Jakarta dan Balai Karantina menggagalkan upaya penyelundupan primata langka ke Dubai.


3 Hari Kebakaran Telah Hanguskan 200 Hektare Gunung Guntur, Jalur Pendakian Ditutup

27 hari lalu

Lansekap hutan yang terbakar di Gunung Guntur terlihat dari Kawasan Cipanas, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa 20 Agustus 2024. Data dari Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut mencatat, kebakaran yang melanda hutan di Gunung Guntur sejak Senin (19/8/2024) petang membakar 16 hektare kawasan hutan. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
3 Hari Kebakaran Telah Hanguskan 200 Hektare Gunung Guntur, Jalur Pendakian Ditutup

"Kami terus melakukan upaya penyekatan agar api tidak meluas ke Blok Citiis karena banyak habitat satwa Gunung Guntur di area itu."


7 Tips Pendaki Tektok Pemula, Mendaki dalam Sehari

37 hari lalu

Carlos Soria, pendaki gunung Spanyol yang berusia 81 tahun berlatih untuk mendaki di pegunungan Himalaya pada musim semi tahun depan sebagai penghormatan kepada orang tua yang terkena penyakit virus corona (COVID-19) di tengah wabahnya, di Moralzarzal, Spanyol, 11 November 2020. REUTERS/Juan Medina
7 Tips Pendaki Tektok Pemula, Mendaki dalam Sehari

Pendaki tektok adalah pendaki yang melakukan perjalanan singkat. Meski terlihat lebih sederhana, persiapannya tak kalah serius.


Taman Safari Prigen Luncurkan Wahana ATV Adventure, Sensasi Baru Menjelajah Kaki Gunung Arjuna

58 hari lalu

The Grand Taman Safari Prigen, Jawa Timur menyuguhkan wahana baru yaitu ATV Adventure. Pengunjung bisa merasakan berpetualang melintasi kaki Gunung Arjuna dengan mengendarai ATV off-road. Selain itu, pengunjung juga bisa melihat satwa liar yang ada di sana, salah satunya Shelly, gajah betina berusia 35 tahun. TEMPO/Adinda Jasmine
Taman Safari Prigen Luncurkan Wahana ATV Adventure, Sensasi Baru Menjelajah Kaki Gunung Arjuna

The Grand Taman Safari Prigen menghadirkan wahana ATV Adventure di kaki Gunung Arjuna. Pengunjung dapat menikmati petualangan seru dan beinteraksi dengan satwa liar.


Pengaturan Koridor Ekologi UU KSDAHE Diklaim Bakal Kurangi Konflik Manusia dan Satwa Liar

15 Juli 2024

Sejumlah Mahout (pawang) memasangkan kalung GPS (GPS Collar) pada leher seekor Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) liar di kantong habitat Sugihan-Simpang Heran yaitu di area konsesi mitra pemasok APP Sinar Mas PT Bumi Andalas Permai (BAP), Desa Sungai Batang, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Minggu 14 Mei 2023. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan bersama APP Sinar Mas dan Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa (PJHS) memasang sebuah kalung GPS pada seekor gajah Sumatera liar berjenis kelamin betina bernama Meisya yang berusia 25 tahun dengan berat 2.782 kg untuk pemantauan pergerakan satwa itu dalam upaya mitigasi konflik. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Pengaturan Koridor Ekologi UU KSDAHE Diklaim Bakal Kurangi Konflik Manusia dan Satwa Liar

Koridor ekologi atau ekosistem penghubung merupakan salah satu bentuk areal preservasi.


Marak Perburuan Badak Jawa, Pakar dari Itera Tekankan Pentingnya Teknologi untuk Konservasi

1 Juli 2024

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Marak Perburuan Badak Jawa, Pakar dari Itera Tekankan Pentingnya Teknologi untuk Konservasi

Berbagai pendekatan teknologi sangat mutlak dibutuhkan dalam upaya pengelolaan badak jawa.


Komunitas Bike to Work Gowes Bogor-Bandung Sambil Kampanye Pelestarian Owa Jawa

22 Juni 2024

Peserta Bike to Work Tour de Zero to Zero 2023 (Dok.B2W)
Komunitas Bike to Work Gowes Bogor-Bandung Sambil Kampanye Pelestarian Owa Jawa

Gowes B2W dari Bogor ke Bandung digelar bersamaan dengan translokasi Owa Jawa menuju alam di Gunung Puntang.


BRIN Gunakan Teknologi Terdepan eDNA untuk Meneliti Satwa di Pulau Nusa Barong

11 Juni 2024

Tim Ekspedisi Pulau Nusa Barong BRIN tiba di pantai Teluk Jeruk pada Minggu, 19 Mei 2024, atau hari kelima ekspedisi. (TEMPO/Abdi Purmono)
BRIN Gunakan Teknologi Terdepan eDNA untuk Meneliti Satwa di Pulau Nusa Barong

Tim BRIN dibantu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur.


Enam Spesies Primata di Mentawai Terancam Punah, Universitas Andalas Gelar Pendidikan Konservasi

7 Juni 2024

Tim dari Departemen Biologi Universitas Amdalas yang akan melaksanakan pendidikan konservatif primata Mentawai di Kepulauan Mentawai. Foto: Febrianti
Enam Spesies Primata di Mentawai Terancam Punah, Universitas Andalas Gelar Pendidikan Konservasi

Universitas Andalas memberi pendidikan konservasi untuk beberapa area di Kepulauan Mentawai. Mengantisipasi kepunahan 6 spesies primata endemik.