TEMPO.CO, Jakarta - Satwa penghuni hutan di Kalimantan tak sebatas orang utan ataupun bekantan. Dua jenis satwa itu memang lebih kerap muncul dalam pemberitaan--biasanya terkait konflik pembukaan lahan untuk perkebunan atau deforestasi, sebagai korban.
Seperti di lokasi lain, hutan Kalimantan yang masih relatif terjaga juga menyimpan kekayaan hayati alias biodiversitas. Hutan itu menjadi rumah bagi beragam satwa. Tim patroli hutan desa di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, menjadi saksi keanekaragaman satwa tersebut.
Hutan desa adalah program pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat. Sedang cerita kesaksian ini digali dari tim pendamping hutan desa dari kelompok People Resources and Conservation Foundation (PRCF) Indonesia. Mereka melakukan patroli untuk mendata konservasi dan potensi-potensi dari hutan yang ada.
Diawali dari hutan di Desa Nanga Lauk sejak 2019 dan belakangan pendampingan beserta kegiatan patroli di dalamnya juga dilakukan di Desa Nanga Betung dan Desa Tanjung. Kalau di Nanga Lauk, sebagian besar areal hutannya adalah rawa, sementara di Nanga Betung dan Tanjung adalah hutan pegunungan.
Berikut ini sejumlah satwa yang sering dijumpai dan didata oleh tim patroli di hutan-hutan itu:
1. Babi Berjanggut (Sus barbatus)
Saat menulis laporannya pada September lalu, PRCF Indonesia mengabarkan kalau belum lama sebelumnya tim patroli hutan Desa Nanga Betung berjumpa dengan seekor babi hutan. Jenis babi berjanggut itu dicatat dan diabadikan lewat kamera. “Babi berjanggut bisa dikatakan satwa endemik yang banyak ditemukan di seluruh hutan di Kabupaten Kapuas Hulu,” bunyi isi laporan itu seperti dikutip dari laman resmi PRCF, Minggu 31 Oktober 2021.
2. Beruang Madu (Helarctos malayanus)
Satwa ini kerap ditemukan tim patroli lewat jejak telapak kaki dan bekas cakaran di batang pohon. “Kebetulan di Kapuas Hulu banyak madu dan menjadi salah satu makanan favorit beruang,” kata isi laporan yang dibuat.
Beruang madu Kalimantan. (REUTERS/David Moir/wt)
Untuk melihat wujud fisiknya, PRCF menyebut kebutuhan pengintaian secara intensif. Sejauh ini, tim hanya sebatas patroli dan mencatat serta mendokumentasikan satwa maupun fauna yang ditemukan.
3. Lutung Sentarum (Presbytis chrysomelas cruciger)
Lutung Sentarum atau Langur Borneo ditemukan di Desa Nanga Lauk pada awal Juni 2020. Kemunculan satwa ini sempat terekam oleh salah satu personel PRCF Indonesia di pinggiran hutan. Kelasi, begitu satwa itu disebut, terlihat berada di atas pohon karet.
4. Orang Utan (Pongo pygmaeus)
Orang utan atau dalam bahasa lokal disebut mawas pernah muncul di hutan Desa Nanga Lauk. Pada September 2019 lalu, orang utan itu mengejutkan tim patroli hutan. Setahun berikutnya, persisnya pada 20 Maret 2020 lalu, orang utan muncul kembali. Adanya orang utan ini menjadi kabar gembira buat warga Nanga Lauk maupun PRCF Indonesia sebagai pendamping.
Satu orangutan jantan bersama pasangan dan anaknya bergelantungan di atas pohon saat hendak diselamatkan tim gabungan IAR Indonesia dan BKSDA Kalimantan Barat di Jalan Pelang-Tumbang Titi Km 9 di Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Minggu, 2 Februari 2020. ANTARA/HO/IAR Indonesia-Heribertus Suciadi
5. Aneka Burung
Burung juga sering dijumpai tim patroli hutan. Di antara yang sering dijumpai dan telah didata adalah burung Cico (Agithina viridissima), Kuncit (Anthreptes malacensis), Rui (Anthracoceros albirostris), Cucak hijau (Chloropsis sonnerati), Merbah (Pycnonotus sp), Pekaka (Pelargopsis capensis), dan Elang Bau (Haliastur indus).
6. Hewan melata
Herpetofauna berupa jenis amfibi dan reptil. Tim patroli juga sering berjumpa dengan hewan jenis ini, di antaranya Biawak (Varanus salvator), Ular Ngail, dan Kura-kura bergerigi (Cyclemis dentata).
Baca juga:
Pohon Raksasa di Pedalaman Kalimantan yang Kejutkan Tim Hutan Desa
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.