TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus baru Covid-19 di Rusia masih terus tumbuh. Pada Minggu, 31 Oktober 2021, negara itu kembali mencatat rekor kasus baru harian, yakni 40.993 menjadi total 8.513.790. “Pertumbuhan kasus baru 0,48 persen,” bunyi keterangan dari Pusat Krisis AntiCovid-19 Federal di Rusia.
Untuk sebulan terakhir, jumlah kasus baru Covid-19 di Rusia juga untuk pertama kalinya melampaui angka satu juta orang. Tepatnya, sebanyak 1.002.764 kasus baru atau 69,4 persen lebih banyak daripada September lalu dan 127 persen lebih tinggi dibandingkan dengan Oktober tahun lalu.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Johns Hopkins University, jumlah kasus baru bulanan di Rusia itu adalah yang tertinggi ketiga setelah Amerika Serikat dan Inggris Raya. Di bawahnya ada Turki, Ukraina, India, Rumania, Jerman, Brasil dan Iran sebagai pengisi daftar sepuluh negara yang teratas.
Angka kematian karena Covid-19 di Rusia juga masih terus tinggi dari hari ke hari. Pada Minggu, angkanya 1.158 kasus atau hanya sedikit berkurang sehari sebelumnya yang 1.160 kasus kematian. Jumlah total kematian Covid-19 di Rusia per Minggu 31 Oktober 2021 adalah 238.538. “Tingkat kematian masih sebesar 2,8 persen,” kata Pusat Krisis.
Untuk data sepanjang 28 hari terakhirnya, seperti dikutip dari dasbor Johns Hopkins University, Rusia adalah yang terparah di Eropa saat ini. Secara global, urutannya tepat setelah Amerika Serikat. Kedua negara mencatatkan kasus kematian karena Covid-19 sebulan terakhir, masing-masing, 43 ribu dan 28 ribu.
Menyusul di bawah keduanya adalah Ukraina dengan 11.559 korban meninggal sepanjang empat pekan ke belakang; Rumania 10.207; Brasil 9.876; Meksiko 9.773; dan India 9.189.
Angka kematian karena Covid-19 yang sebenarnya di Rusia diduga jauh lebih besar daripada yang dilaporkan secara resmi. Alasannya, Satgas setempat hanya menghitung kematian yang disebabkan langsung oleh infeksi virus corona Covid-19. Memperhitungkan kematian dengan kriteria lainnya, seperti komorbid, total jumlah kematian karena Covid-19 di Rusia diperkirakan mencapai dua kali angka resminya saat ini.
Otoritas kesehatan di Rusia menyalahkan lambatnya langkah vaksinasi di negara itu di balik tingginya kasus baru penularan Covid-19 dan angka kematiannya. Padahal, Rusia adalah negara pertama di dunia yang mengklaim berhasil memiliki dan kemudian mendistribusikan vaksin Covid-19 yang dinamakan Sputnik V.
Per Minggu 31 Oktober, baru 51 juta atau sepertiga dari total penduduk Rusia yang sudah mendapatkan dosis lengkap Vaksin Covid-19.
Dalam upayanya menghambat penularan infeksi virusnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah merumahkan semua orang dalam periode tak bekerja 30 Oktober sampai 7 November. Sepanjang periode itu kantor-kantor pemerintahn dan swasta membekukan aktivitasnya.
Arsip - Petugas medis membawa seorang pasien di luar sebuah rumah sakit khusus COVID-19 di Moskow, Rusia, 6 Oktober 2021. (ANTARA/Reuters/as)
Moscow bahkan telah menutup sekolah, gym, tempat hiburan dan kebanyakan pusat belanja sejak Kamis atau 28 Oktober. Akses ke beberapa lokasi seperti museum dan bioskop hanya dibatasi untuk mereka yang sudah divaksin. Sisanya, termasuk lansia, diharuskan tinggal di rumah.
Pemerintah Rusia berharap untuk sementara waktu tak tercipta kerumunan di kantor-kantor ataupun transportasi publik sepanjang periode tak bekerja itu. Tapi, yang terjadi, banya warga Rusia memanfaatkan periode itu untuk berlibur ke Laut Hitam atau pelesir ke Mesir atau Turki.
TASS, JHU, AP
Baca juga:
Potensi Hujan Lebat, BMKG Minta 6 Provinsi Ini Siaga Banjir Awal November
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.