TEMPO.CO, Jakarta - Survei yang dilakukan Google mendapati dua dari tiga pengguna internet pernah mengalami pelanggaran data pribadi, atau mengenal orang yang pernah mengalaminya. Bahkan, 92 persen responden dalam survei yang dilakukan pada September 2021 itu mengaku memiliki kebiasaan online yang kurang aman.
Product Marketing Manager Google Indonesia, Amanda Chan, mengatakan dalam survei itu banyak pengguna internet membagikan sandi kepada orang lain, menggunakan sandi yang sama untuk berbagai layanan, dan membuat sandi yang mudah ditebak. “Ada 89 persen pengguna masih mempertahankan menggunakan sandi lemah,” ujar dia dalam acara virtual Shop Safer with Google, Rabu, 3 November 2021.
Survei ini dilakukan atas permintaan Google, dan dilakukan oleh agensi riset pasar YouGov, dengan responden sebanyak 13.870 di 11 pasar Asia Pasifik. Tujuannya untuk mempelajari kebiasaan digital yang kurang aman dan membantu meningkatkan perhatian untuk lebih berhati-hati menjelang hari belanja tahunan terbesar, 11.11.
Selain itu, Amanda menambahkan, ada 79 persen responden di Indonesia menggunakan sandi yang sama untuk beberapa situs, dengan 2 dari 5 orang mengaku melakukannya untuk hingga 10 situs yang berbeda. Di antara kelompok ini, 40 persen mengatakan bahwa mereka bertindak demikian karena khawatir tidak bisa mengingat sandi.
“Serta terdapat 30 persen beralasan demi kemudahan dalam penggunaan akun,” tutur Amanda, sambil menambahkan bahwa pengguna yang menggunakan sandi yang sama berpotensi dua kali lebih tinggi mengalami kasus pencurian data keuangan secara online.
Yang juga mengkhawatirkan adalah separuh dari responden juga mengaku memakai sandi yang mudah ditebak dengan memadukan hal-hal yang paling gampang diretas, dari tanggal penting, nama pasangan, nama hewan peliharaan, hingga kode pos. Lebih lanjut lagi, hampir 1 dari 4 orang mengaku menyimpan sandi dalam aplikasi ‘Catatan’ di ponsel, yang umumnya tidak dienkripsi secara default.
Selain itu, penelitian juga mengungkap aktivitas online yang bertumbuh pesat, dan rata-rata pengguna internet saat ini memiliki 25 persen lebih banyak sandi daripada sebelum pandemi. Rata-rata orang sekarang memiliki sekitar 80 sandi untuk berbagai akun, dan ini jumlah yang banyak untuk diingat. “Pandemi Covid-19 juga memberikan dampak terhadap ledakan e-commerce yang cukup signifikan,” katanya.
Baca:
Survei Ungkap 99,9 Persen Studi Setuju Manusia Penyebab Perubahan Iklim
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.