TEMPO.CO, Palangka Raya - Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menanggapi santai soal ancaman pembunuhan melalui media sosial terhadap dirinya yang diduga dilakukan oleh penambang emas ilegal.
“Itu wajar, mungkin dia sedang banyak tuntutan kehidupan. Namun cukup disayangkan dengan kata-kata yang turut mengancam Presiden, sangat bertentangan dengan falsafah dan kepribadian kita orang Dayak,” ujar Gubernur seperti dikutip dalam keterangan tertulis Diskominfo Kalteng, Rabu, 3 November 2021.
Untuk diketahui, ancaman itu terlihat dalam postingan akun Facebook Hagai Kristian Ajoy pada Grup Penyedot tanggal 24 Oktober 2021 pukul 16.37 WIB, berbunyi, ”Mati berdarah kamu kubuat jika sampai menutup sedot (sedot emas)."
Kemudian berlanjut pada postingan yang turut mengancam Presiden RI pada tanggal 27 Oktober 2021 pukul 16.49 WIB. ”Ayo Pak Jokowi Presiden RI jangan kecewakan Saya, atau Saya sembelih Anda."
Ancaman itu diduga berkaitan dengan adanya program hilirisasi yang merupakan salah satu fokus Gubernur Sugianto dalam optimalisasi pengelolaan sumber daya alam. Tujuan hilirisasi adalah agar sumber daya alam di Kalimantan Tengah dapat ditingkatkan nilai gunanya sebelum dipasarkan ke luar Kalimantan Tengah dan mampu menyerap tenaga kerja setempat.
“Hilirisasi yang dicita-citakan untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah, bukan untuk mensejahterakan segelintir orang saja dan menyisakan dampak buruk khususnya bagi masyarakat setempat,” tegas Sugianto Sabran.
Baca:
Terputus 3,5 Km Akibat Banjir, Jalan Trans Kalimantan di Kalteng Ditutup Total
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.