TEMPO.CO, Jakarta – Pada Jumat, 5 November 2021 lalu, Greta Thunberg mengkritik Konfrensi Tingkat Tinggi atau KTT COP26 sebagai sebuah kegagalan’ Tak sendirian, Greta memprotes bersama dengan para pemuda dengan aksi berkumpul memenuhi jalan-jalan di sekitar Kawasan Glasgow, Skotlandia. Lantas, apa itu KTT COP26?
Melansir dari, ukcop26.org, COP26 merupakan konferensi mengenai perubahan iklim yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tahun ini, COP26 dilaksanakan pada 31 Oktober 2021 -12 November 2021 di Glasgow, Skotlandia dengan Inggris sebagai tuan rumahnya. Nama COP adalah akronim dari Conference of the Parties atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Konferensi Para Pihak.
Ide utama keberadaan konferensi ini yaitu menjadikan permasalahan iklim sebagai prioritas global yang harus diselesaikan bersama. Konferensi ini dihadiri oleh para pemimpin dunia dan dilaksanakan setiap tahunnya. Tahun 2021 merupakan tahun pelaksanaan COP yang ke-26, setelah diundur satu tahun karena pandemi. Sejak 1997, PBB telah mengumpulkan setiap negara di bumi untuk menghadiri KTT untuk membahas permasalahan iklim global.
Sebagaimana dilansir dari icctf.or.id, COP merupakan salah satu agenda penting guna menyelesaikan persoalan iklim di dunia. Konferensi ini merupakan bentuk komitmen setiap negara di dunia dalam menetapkan batas produksi emisi gas rumah kaca. Hal ini sekaligus melanjutkan implementasi Perjanjian Paris dengan tujuan utama mengurangi pemanasan global hingga tidak melebihi 2 derajat celcius dengan tingkat ideal mencapai 1,5 celcius. Di samping negara-negara berkomitmen meningkatkan pendanaan aksi iklim.
Bagi Indonesia, keberadaan COP26 ini membantu komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan deforestasi dan lahan gambut. Dikutip dari ppid.menlhk.go.id, saat ini Indonesia memiliki target awal untuk mengurangi emisi sebanyak 29 persen.
Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa Indonesia mulai mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap hingga 60 persen pada tahun 2050. Ditargetkan pada 2070 Indonesia menuju kondisi tanpa emisi netto.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Indonesia dan 100 Negara Sepakat Hentikan Deforestasi di KTT COP26