Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teknik Bekam Vaksin Covid-19 Perkuat Antibodi Tikus, Simak Ujinya di Korea

image-gnews
Ilustrasi terapi bekam. shutterstock.com
Ilustrasi terapi bekam. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah alat isap yang ditempatkan di permukaan kulit, mirip pengobatan alternatif bekam, sedang diteliti sebagai metode baru pemberian vaksin Covid-19. Alat isap sedang diujikan pada manusia dari sebuah vaksin eksperimental berbasis DNA melawan SARS-CoV-2. Uji praklinis pada tikus telah mendapati vaksinasi menggunakan pendekatan ala bekam ini mampu memperkuat respons imun tubuh.

Teknik ini menggunakan cangkir yang dipanaskan kemudian ditelungkupkan di atas permukaan kulit. Ini biasanya akan membuat kulit memerah pertanda pembuluh darah yang melebar. Lalu, kondisi semi vakum tercipta seiring suhu udara dalam cangkir menurun dan menarik kulit.

Teknik memuaikan dan menegangkan pembuluh darah seperti ini berkembang dari pengobatan tradisional di Cina. Tujuannya—meski belum ada cukup bukti kalau teknik itu benar bisa bekerja--telah digunakan dalam beberapa jenis pengobatan atau terapi mengurangi rasa sakit dan peradangan. Bahkan juga menyerap ke luar racun dalam darah.

Untuk tujuan vaksinasi, mengisap atau menyedot kulit bertujuan membuat sel-sel dermis menyerap lebih banyak partikel vaksin. Alat yang digunakan dalam uji vaksin Covid-19 dibuat perusahaan bioteknologi dari Korea Selatan, GeneOne Life Science. Vaksinnya dibuat berbasis butiran-butiran DNA yang disebut plasmid dan mengkodekan protein paku dari SARS-CoV-2.

Pertama, vaksin disuntikkan ke lengan seperti umum dilakukan dalam vaksinasi. Kemudian, alat bekam yang memiliki lubang pipa berdiameter enam milimeter, digunakan di lokasi bekas suntikan selama 30 detik. “Tidak sakit dan tidak meninggalkan bekas,” kata Hao Lin dari Rutgers University di New Jersey, Amerika Serikat.

Lin mengaku telah mencoba alat dan teknik vaksinasi itu sendiri. Sebelumnya, pada 5 November 2021, Lin dkk mempublikasikan hasil eksperimennya pada tikus. Hasil uji praklinis itu menyebutkan penggunaan alat isap itu menambah banyak jumlah antibodi yang diproduksi hewan itu sampai 100 kali lipat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim penelitinya menerangkan bahwa peningkatan itu mungkin terjadi karena mekanisme menegangkan-melenturkan kulit mendorong membran sel untuk tertarik ke arah dalam, “Menyerap partikel-partikel yang sebelumnya berada di luar sel,” kata Lin.

Teknik ini dinilai dapat menolong mendorong aplikasi yang lebih luas dari vaksin DNA dan terapi gen berbasis DNA. Namun harapan sebenarnya, diungkapkan anggota tim peneliti yang lain, Jonathan Singer, juga dari Rutgers University, "Adalah bahwa (metode vaksinasi) sangat murah dan mudah dilakukan sehingga bisa direalisasikan di dunia negara berkembang.”

NEW SCIENTIST, SCIENCE

Baca juga:
3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 dari Antibodi Ayam

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Band Indie Korea The Poles, Merilis Album Mini Terbaru

20 jam lalu

Band indie Korea The Poles. FOTO/instagram
Band Indie Korea The Poles, Merilis Album Mini Terbaru

Band indie Korea Selatan, The Poles merilis album mini terbaru Anomalies in the Oddity Space


Pemeriksaan Post Mortem dan Ante Mortem Jenazah Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Apa Itu?

6 hari lalu

Polisi mengevakuasi jenazah korban kecelakaan di Tol Jakarta-CIkampek KM 58, Karawang Timur, Jawa Barat, Senin, 8 April 2024. Kecelakaan yang  melibatkan tiga kendaraan yaitu Bus Primajasa, Grand Max dan Daihatsu Terios tersebut mengakibatkan 12 orang tewas. ANTARA/Awaludin
Pemeriksaan Post Mortem dan Ante Mortem Jenazah Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Apa Itu?

Identifikasi jenazah kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek melalui cara post mortem dan ante mortem, apakah itu?


Inilah 5 Jembatan Termahal di Dunia

18 hari lalu

Berikut ini daftar jembatan terpanjang di dunia yang panjangnya bisa mencapai ratusan kilometer. Di mana saja lokasinya? Foto: Canva
Inilah 5 Jembatan Termahal di Dunia

Jembatan merupakan infrastruktur penting sehingga pembangunannya dapat menghabiskan biaya yang mahal. Berikut sederet jembatan termahal di dunia.


Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

21 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.


Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

21 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

Baru-baru ini ada publikasi hasil analisis pemeriksaan DNA dari sehelai rambut yang membuktikan keberadaan harimau jawa di Sukabumi, Jawa Barat.


Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

34 hari lalu

Helena Lim. Instagram
Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?


Film Exhuma Tayang di 133 Negara

35 hari lalu

Film Exhuma. Foto: Instagram/@showbox.movie
Film Exhuma Tayang di 133 Negara

Film thriller horor Korea Selatan, Exhuma karya Jang Jae Hyun telah terjual ke 133 negara, menurut distributor Showbox


Dugaan Kasus Perzinahan, Pedangdut Tisya Erni Dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh WNA Korea

42 hari lalu

Model sekalgus penyanyi Tisya Erni menjadi perbincangan setelah dirinya dikabarkan dekat dengan pelawak Sule. Nama Tisya Erni mencuat setelah Nathalie Holscher menghapus foto-fotonya bersama Sule di Instagram miliknya. Instagram/@erni_tisya
Dugaan Kasus Perzinahan, Pedangdut Tisya Erni Dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh WNA Korea

Tisya Erni dilaporkan Polda Metro Jaya atas kasus perzinahan oleh seorang WNA asal Korea Selatan.


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

44 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

44 hari lalu

Ilustrasi terapi bekam. shutterstock.com
Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

Berikut lima tren kesehatan yang sempat viral dan masih populer sampai sekarang. Ingat, tak semua baik dilakukan dan cocok untuk setiap orang.