TEMPO.CO, Jakarta - Karena iklim bisnis yang kurang mendukung, beberapa perusahaan teknologi asal barat berhenti beroperasi di Cina. Adapun, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, iklim bisnis kurang mendukung yang kemudian menjadi penyebab berhentinya beroperasi beberapa perusahaan tersebut adalah regulasi sensor yang terlalu ketat.
Beberapa perusahaan teknologi besar tercatat telah mengumumkan wacana penghentian operasinya di Cina. Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah tiga perusahaan yang telah mengumumkan penghentian aktivitas bisnisnya di Cina:
1. LinkedIn
Platform jejaring karir milik Microsoft, LinkedIn, menjadi salah satu perusahaan teknologi yang berhenti beroperasi di Cina. Dilansir dari cnn.com, alasan LinkedIn untuk berhenti beroperasi di Cina adalah kebijakan sensor dan persyaratan operasi yang terlalu ketat, bahkan cenderung membawa kerugian. Meskipun demikian, Microsoft selaku pemilik LinkedIn berencana akan mengeluarkan platform jejaring karir baru yang khusus dibuat untuk beroperasi di Cina. Platform yang rencananya diberi nama InJobs tersebut tidak akan memiliki fitur social feeds atau fitur lain yang berfungsi untuk berbagi konten kepada publik karena berpotensi melanggar aturan sensor Cina.
2. Yahoo!
Setelah pengumuman LinkedIn untuk berhenti beroperasi Cina menghebohkan dunia, Yahoo! menyusul dengan pengumuman yang sama. Dilansir dari theguardian.com, Yahoo! sudah berhenti beroperasi di Cina sejak 1 November 2021. Masalah regulasi sensor yang terlalu ketat lagi-lagi menjadi alasan Yahoo! untuk hengkang dari Cina. Sebelum memutuskan untuk hengkang sepenuhnya, beberapa produk dan layanan Yahoo! sudah menjadi korban dari kebijakan sensor ketat Pemerintah Cina sehingga alur bisnisnya menjadi tidak lancar.
3. Fortnite
Fortnite, video game milik Epic Games, juga menjadi salah satu platform teknologi yang akan hengkang dari Cina. Dilansir dari forbes.com, video game yang bernama Fortress Night di Cina itu rencananya akan menutup operasinya dalam waktu yang belum ditentukan. Penutupan tersebut disebabkan oleh kebijakan Pemerintah Cina yang membatasi jam bermain game bagi anak di bawah 18 tahun, yang kemudian berimplikasi kepada penurunan jumlah pemain Fortress Night. Selain itu, hingga kini, Fortnite sebenarnya belum pernah dirilis secara resmi di Cina. Perilisan Fortnite di Cina berada di bawah kolaborasi antara Tencent dan Epic Games. Pemerintah Cina hingga kini belum pernah mengeluarkan izin secara resmi terkait dengan perilisan Fortnite di Cina.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca juga: Ini Alasan Yahoo Berhenti Beroperasi di Cina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.