TEMPO.CO, Jakarta - Gempa merusak di Karangasem, Bali, pada 16 Oktober 2021 punya beberapa kesamaan dengan peristiwa gempa pada 9 November 2017. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sumber kedua gempa itu sama berada di darat, bermagnitudo 4,8, dan dari kedalaman dangkal 10 kilometer. Lokasi sumber kedua gempa itu pun berdekatan.
Hasil analisis BMKG, gempa pada Sabtu, 16 Oktober 2021, pukul 03.18 WIB atau 04.18 WITA bermagnitudo 4,8 berpusat di darat dari kedalaman 10 kilometer. Koordinat titik pusat gempanya yaitu 115,45 derajat Bujur Timur dan 8,32 derajat Lintang Selatan. Lokasi pusat sumber gempa itu berjarak sekitar 18,4 kilometer arah timur laut Kota Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.
Setelah itu muncul beberapa kali gempa susulan, di antaranya bermagnitudo 3,8. Gempa merusak seribuan bangunan, menimbulkan tiga korban jiwa, puluhan luka berat di Karangasem dan Bangli.
Sementara gempa sebelumnya di Karangasem, Bali, terjadi pada Kamis, 9 November 2017 pukul 04.54 WIB atau 05.54 WITA. Kekuatannya berdasarkan pemutakhiran data bermagnitudo 4,8 dari kedalaman 10 kilometer. Adapun pusat sumber gempanya berdekatan dengan 2021. Lokasi titik koordinatnya, yaitu 8,3 derajat Lintang Selatan dan 115,55 derajat Bujur Timur.
Sebelumnya, menurut keterangan Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, kedua gempa itu akibat aktivitas sesar aktif yang belum teridentifikasi. Soal beberapa kesamaan gempa itu, dia akan mempelajarinya.
Sementara peneliti gempa dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Supartoyo mengatakan pusat gempa Karangasem, Bali, pada 2017 dan 2021 itu relatif berdekatan. “Kemungkinan bersumber dari sesar aktif yang sama, ini menarik untuk dilakukan kajian,” katanya yang dikonfirmasi Sabtu, 13 November 2021.
Soal kemiripan kedua gempa 2017 dan 2021 itu, kata Supartoyo, belum ada data yang cukup untuk dikaitkan dengan perulangan atau periodesasi gempa darat Karangasem. Banyak faktor terkait, menurutnya, untuk menentukan periode ulang suatu gempa. “Pada tahap awal ini mengidentifikasi atau memetakan jalur sebaran dan zona sesar aktif itu,”ujarnya.
Tim peneliti PVMBG baru-baru ini menemukan indikasi atau temuan awal keberadaan sesar aktif terkait Gempa Karangasem Bali. Sementara ini, panjang sesar itu diketahui 9 kilometer. Bentangan sesarnya punya kelurusan arah timur laut – barat daya dan terletak di antara Gunung Agung dan Batur. Sesar mendatar itu diperkirakan mampu menghasilkan gempa bumi dengan magnitudo 6,2.
Baca:
Dampak Gempa Karangasem Bali, Pemukiman Rusak Hingga Kaldera Gunung Ambrol
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.