TEMPO.CO, Jakarta - Korps Marinir Amerika Serikat dan Pasukan Pertahanan Maritim Jepang menggelar latihan bersama yang menandai peluncuran kembali program kapal induk Jepang pada Oktober lalu. Latihan yang melibatkan kapal perang Izumo milik Jepang dan dua pesawat jet tempur F-35B milik Amerika sekaligus membuka kembali sejarah Jepang yang pernah menjadi satu kekuatan udara terbesar di lautan.
Dalam latihan yang digelar 3 Oktober lalu, dua jet tempur F-35B Joint Strike terbang dari Pangkalan Udara Korps Marinir AS di Iwakuni, Jepang. Mereka mendemokan kemampuan isi ulang bahan bakar di udara, kemudian mendarat di atas JS Izumo yang berlayar di Samudera Pasifik. Kedua jet tempur itu mendarat secara vertikal di atas dek Izumo lalu menunjukkan kemampuan lepas landas dari dek yang sama.
Marinir Amerika membuktikan kemampuannya beroperasi dari kapal induk asing dalam latihan operasi tersebut. Sedang kru Izumo mendapat kesempatan berlatih mengoperasikan kapal induk. Bagi Jepang, itu adalah kali pertama sejak kehancuran yang dideritanya dari kekalahan di Perang Dunia II 1945.
Seperti diketahui, Angkatan Laut Kekaisaran Jepang telah membangun kapal induk pertamanya, Hosho, pada 1922. Pada Desember 1941, Jepang mengoperasikan pasukan kapal induk terbesar dan paling terlatih di dunia. Tapi, empat tahun kemudian, tak ada kapal induknya yang tersisa, seluruhnya dilumpuhkan atau ditenggelamkan oleh pasukan sekutu.
Pascakehancuran perang itu, pemerintahan baru Jepang yang demokratik dan damai melarang kapal induk sebagai alat serang. Sejak itu pula Angkatan Laut Amerika ganti menjadi kekuatan yang dominan di laut.
Kini, tumbuhnya kekuatan angkatan laut Cina membuat Jepang berpikir ulang tentang larangan kapal induk. Pasukan Pertahanan Maritim, pengganti Angkatan Laut Kekaisaran, membangun dua kapal perang besar di awal 2010: Izumo dan Kaga.
Keduanya secara teknis diklasifikasi sebagai ‘kapal angkut helikopter penghancur’ namun panjang deknya memiliki spesifikasi untuk lepas landas jet tempur secara penuh. Kapal juga memiliki sebuah bubungan untuk memantau operasi penerbangan, dan elevator yang mampu menghantar sebuah jet tempur F-35B dari hanggar ke atas dek.
Kapal pengangkut helikopter Izumo Jepang memiliki bobot 24.000 ton dengan panjang 248 meter dapat membawa hingga 28 pesawat termasuk 12 F-35B, 8 pesawat tiltrotor V-22 Osprey dan 8 helikopter ASW (Anti-Submarine Warfare) atau SRA (Search And Rescue), atau 14 pesawat yang lebih besar. Seaforce.org
Pada 2018, Tokyo menyetujui rencana mengubah kedua kapal perang itu menjadi sebuah konfigurasi kapal induk, dengan melengkapi fitur dek terbang tahan panas dan penambahan sistem pendukung untuk jet-jet tempur F-35B.
Seorang pilot Korps Marinir mempersiapkan untuk pendaratan vertikal pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35B di atas kapal induk serbu amfibi USS selama operasi mereka di perairan pulau paling selatan Jepang Okinawa 23 Maret 2018. REUTERS/Issei Kato
Jepang sebenarnya sudah memiliki 42 unit jet tempur F-35B yang dipesan dari Amerika tapi belum tiba. Sedang para penerbang F-35 Jepang belum terlatih untuk operasi lepas landas di dek kapal maupun pendaratan secara vertikal. Sebaliknya, Korps Marinir AS mengoperasikan dua skuadron F-35B di pangkalannya di Iwakuni, sebelah selatan Hiroshima.
Setelah beberapa kali diskusi, Washington dan Tokyo menyepakati latihan bersama pada 3 Oktober tersebut. Kapal induk pun kembali menjadi bagian dari armada militer Jepang setelah lebih dari 76 tahun ditinggalkan.
POPULAR MECHANICS
Baca juga:
Kapal Induk Terbaru Amerika Kepayahan Dijejali Teknologi Baru
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.