Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar BRIN Sebut PLTN Bisa Jadi Solusi Target Net Zero Emission

image-gnews
Pembangkit listrik Biblis di barat daya Jerman, salah satu dari tujuh pembangkit nuklir tertua yang telah ditutup sambil menunggu tinjauan keselamatan tenaga nuklir Jerman.[spiegel.de]
Pembangkit listrik Biblis di barat daya Jerman, salah satu dari tujuh pembangkit nuklir tertua yang telah ditutup sambil menunggu tinjauan keselamatan tenaga nuklir Jerman.[spiegel.de]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki target mewujudkan komitmen net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat, salah satunya dengan cara pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama. Pembangunan akan dimulai dengan commercial operation date (COD) yang dilakukan pada 2045.

Menurut Profesor Riset sekaligus Peneliti Ahli Utama pada Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Djarot S. Wisnubroto, selama lebih dari dua dekade, topik energi nuklir tidak masuk dalam agenda konferensi perubahan iklim. Namun, pada KTT COP26 yang berlangsung di Glasgow, energi nuklir mulai menjadi perhatian. 

“PLTN merupakan salah satu solusi untuk mencapai NZE, karena memiliki karakteristik yang bebas karbon dan mampu menghasilkan daya besar terus menerus,” ujar dia dalam acara virtual bertajuk ‘Prof Talk: Siapkah Energi Nuklir Mendukung Net Zero Emission Indonesia?’ pada Selasa 16 November 2021.

Menurut data dari World Nuclear Association, per Oktober 2021, ada 440 reaktor daya yang beroperasi di 32 negara, ditambah Taiwan. Di luar itu ada 50 reaktor yang sedang dibangun, termasuk di Banglades, India dan Turki. Menurut Djarot yang merupakan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) periode 2012-2018 itu, tenaga nuklir saat ini memiliki kontribusi 10 persen total energi global.

Djarot juga memberikan gambaran dan contoh negara-negara Eropa seperti Swedia, Prancis, Denmark, dan Jerman dari segi share of electricity. Swedia dan Prancis pasokan energinya diisi oleh nuklir dan pembangkt tenaga air, sementara Jerman berencana menghentikan operasi PLTN pada 2022 dan akan bergantung pada energi terbarukan. Denmark 78 persen bergantug pada renewable energy, dan masih menggunakan batu bara yang menjadi tantangan dari sisi emisi.

Jadi, Djarot menambahkan, energi nuklir dan tenaga air bisa menjadi faktor signifikan dalam memerangi emisi karbon. Secara beban biaya, Jerman menjadi yang paling mahal, disusul Denmark, lalu Prancis dan Swedia. Itulah, menurut Djarot, mengapa banyak negara yang mulai mengatakan akan mencoba menggunakan nuklir.

“Tapi tantangannya, membangunnya lama, sehingga kebijakan banyak negara yang sudah punya PLTN adalah memperpanjang usianya menjadi 80 tahun yang tadinya 40-60 tahun,” tutur Djarot.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ukraina, dia menambahkan, meskipun memiliki pengalaman buruk karena kecelakaan Chernobyl pada 1986, 53 persen energinya masih tetap berasal dari PLTN. Menurut data, negara itu memiliki 15 PLTN yang beroperasi, sedang membangun dua PLTN baru pasca-empat reaktor dimatikan di Chernobyl. “Mereka tetap bergantung pada PLTN,” katanya.

Sedangkan Jepang, yang juga terkenal dengan kecelakaan Fukushima Daiichi pada 2011, sudah mengoperasikan kembali 10 PLTN, dan 16 lainnya sedang menuju proses untuk beroperasi kembali. Bahkan membangun dua PLTN baru, dan memiliki 27 reactors shutdown. “Tapi Jepang pun itdak memiliki cara lain, dan tetap menggunakan nuklir meskipun ada pro dan kontra.”

Lulusan S3 Bidang Nuclear Engineering School, University of Tokyo, Jepang itu, juga meminta agar semua pihak melihat pro dan kontra secara lebih objektif. Faktor pendukung, kata dia, energi nuklir memiliki emisi karbon rendah, bisa beroperasi dua tahun terus menerus misalnya dengan daya yang besar.

Selain itu, harga listrik kompetitif (meski batu bara yang paling murah), dan harga bahan bakar tidak mempengaruhi harga listrik. “Jadi misalnya saat ini ada harga gas alam naik, batu bara naik, minyak naik, maka harga listrik ikut naik, tapi PLTN ini tidak karena bahan hanya berkontribusi 5-10 persen dari total cost yang ada,” kata Djarot.

Sedangkan kontranya adalah ketakutan kebocoran reaktor nuklir, bagaimana limbah radioaktifnya, dan pembangunannya mahal dan lama. “Serta apa kita bisa mengelola teknologi berisiko, sementara kita memiliki budaya keselatan yang rendah,” katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IAEA Sebut Belasan Negara Mulai Produksi Listrik dari Nuklir

3 hari lalu

Ilustrasi pembangkit listrik nuklir. REUTERS/Stephane Nitschke
IAEA Sebut Belasan Negara Mulai Produksi Listrik dari Nuklir

IAEA mengungkap ada belasan negara diperkirakan akan mulai produksi listrik dari tenaga nuklir dalam beberapa tahun ke depan.


Perjalanan Harijono Djojodihardjo Majukan Penerbangan Tanah Air Lebih dari 61 Tahun

4 hari lalu

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Perjalanan Harijono Djojodihardjo Majukan Penerbangan Tanah Air Lebih dari 61 Tahun

Harijono Djojodihardjo mengabdi dalam berbagai aspek termasuk pendidikan pengajaran penelitian, ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa dan industri.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

5 hari lalu

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

6 hari lalu

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Sistem Hujan Stasioner Terpantau di Atas Jabodetabek 2 Hari Terakhir

6 hari lalu

Ilustrasi hujan. Physicsworld.com
Sistem Hujan Stasioner Terpantau di Atas Jabodetabek 2 Hari Terakhir

Sistem hujannya terus menerus terbentuk sehingga tidak luruh-luruh.


Peneliti BRIN Jelaskan Soal Hujan Meluas di Indonesia Saat Masih El Nino

7 hari lalu

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Meulaboh mengevakuasi warga menggunakan perahu karet di Desa Meunasah Rambot, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa 21 Maret 2023. Meluapnya Sungai Krueng Meureubo dan Sungai Krueng Woyla akibat tingginya intensitas hujan menyebabkan warga yang berada di aliran sungai terjebak banjir dengan ketinggian berkisar 60 cm hingga 180 cm. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Peneliti BRIN Jelaskan Soal Hujan Meluas di Indonesia Saat Masih El Nino

Fenomena El Nino masih berlangsung, namun hujan deras meluas di berbagai wilayah seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.


BRIN Sebut Teknologi Ozon Solusi Kurangi Sampah Makanan

7 hari lalu

Pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat 23 September 2022. Menurut data FAO (Food and Agriculture Organization), setiap tahun Indonesia rata-rata membuang 13 juta metrik ton makanan karena makanan membusuk akibat distribusi yang lama. TEMPO/Subekti.
BRIN Sebut Teknologi Ozon Solusi Kurangi Sampah Makanan

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan teknologi ozon yang dipakai untuk pengawetan bisa menjadi solusi untuk mengurangi food loss.


Pakar BRIN Kembangkan Teknologi Nanobubble Generator untuk Penanganan Pascapanen Pertanian

9 hari lalu

Ilustrasi chia seed dalam campuran yogurt dan buah-buahan. Pixabay.com
Pakar BRIN Kembangkan Teknologi Nanobubble Generator untuk Penanganan Pascapanen Pertanian

Pakar BRIN mengembangkan teknologi Nanobubble Generator untuk penanganan pascapanen komoditas pertanian dan meningkatkan mutu hasil pertanian.


Malam Ini Hujan Meteor Alpha Monocerotid Melewati Langit Indonesia

10 hari lalu

Seorang wanita melihat melalui teleskop selama hujan meteor tahunan Perseid di pulau Lastovo, Kroasia 12 Agustus 2023. REUTERS/Antonio Bronic
Malam Ini Hujan Meteor Alpha Monocerotid Melewati Langit Indonesia

Hujan meteor alpha monocerotid akan terjadi di langit Indonesia pada 21-22 November 2023. Begini penjelasannya.


Shell Hadirkan Cairan Pendingin yang Minim Emisi Karbon

10 hari lalu

Shell hadirkan cairan pendingin imersi yang diklaim rendah emisi karbon. (Dok Shell Indonesia)
Shell Hadirkan Cairan Pendingin yang Minim Emisi Karbon

PT Shell Indonesia telah memperkenalkan produk cairan pendingin imersi (immersion cooling fluids) yang diklaim minim emisi karbon.