TEMPO.CO, Jakarta - Pengeluaran Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk misi Artemis—bertujuan membangun keberadaan manusia yang berkelanjutan di Bulan pada akhir dekade ini—diproyeksikan mencapai total US$ 93 miliar (Rp 1.326 triliun) pada tahun 2025.
Informasi itu berdasarkan data audit baru dari Kantor Inspektur Jenderal NASA (OIG), yang juga membeberkan bahwa NASA memiliki beberapa inisiatif yang sedang berlangsung, yang bertujuan untuk meningkatkan keterjangkauan.
“Kami memproyeksikan biaya produksi saat ini dari satu sistem SLS dan Orion menjadi US$ 4,1 miliar (Rp 58 triliun) per peluncuran," tertulis dalam laporan setebal 73 halaman yang dirilis Senin, 15 November 2021.
SLS/Orion merupakan kapsul awak dan Sistem Peluncuran Luar Angkasa yang menjadi elemen inti Artemis. Melihat ke depan, laporan itu melanjutkan, tanpa menangkap informasi secara akurat dam mengurangi biaya misi SLS dan Orion masa depan, NASA akan menghadapi tantangan yang signifikan untuk mempertahankan program Artemis dalam konfigurasinya saat ini.
Sebagai perbandingan, Amerika menghabiskan US$ 28 miliar untuk program Apollo NASA antara tahun 1960 dan 1973, atau US$ 280 miliar dengan dolar hari ini. Data tersebut menurut organisasi nirlaba Planetary Society.
Meskipun program Artemis pertama kali diumumkan pada Desember 2017, pengembangan SLS dan Orion secara resmi dimulai pada 2011. Jadi perkiraan laporan OIG senilai US$ 93 miliar mencakup pengeluaran lebih dari satu dekade, dari tahun fiskal 2012 hingga 2025. Pada kalender pemerintah Amerika, tahun fiskal dimulai pada 1 Oktober dan berakhir pada 30 September, tahun 2012, misalnya, dimulai pada 1 Oktober 2011.
Rencana awal untuk kembali ke Bulan menyerukan pendaratan astronot di dekat kutub selatan Bulan untuk pertama kalinya pada 2028. Namun, pada Maret 2019, pemerintahan Presiden Donald Trump mempercepat segalanya, menargetkan kembali pendaratan berawak pertama di bulan setelah Apollo dilakukan 2024 dan menjulukinya sebagai program Artemis.
Garis waktu yang direvisi itu secara luas dipandang dalam komunitas luar angkasa sebagai terlalu ambisius, dan NASA tidak lagi bekerja ke arah itu. Pekan lalu, Administrator NASA Bill Nelson mengumumkan bahwa pendaratan Artemis awak pertama kemungkinan akan terjadi tidak lebih awal dari tahun 2025.
Laporan OIG baru, yang tampaknya ditulis sebelum pengumuman Nelson, memperkirakan bahwa NASA akan kehilangan tujuan pendaratan akhir 2024. Data audit tersebut menyebutkan kebutuhan untuk mengembangkan dan menguji pakaian antariksa Artemis baru, yang terlambat dari jadwal, dan program Sistem Pendaratan Manusia (HLS), yang akan mengangkut astronot ke dan dari permukaan Bulan.
SPACE | PLANETARY SOCIETY
Baca:
Uji Rudal Antisatelit Rusia Ancam ISS, NASA Minta Astronot Berlindung
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.