TEMPO.CO, Bogor - Badan Informasi Geospasial (BIG) memetakan sedikitnya 10 kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang memiliki potensi tinggi bencana akibat tanah bergerak. Peta mempertimbangkan beberapa aspek, di antaranya kecuraman topografi.
"Asumsinya semakin curam tentu akan semakin rentan terjadinya gerakan tanah," kata Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG, Ferrari Pinem, di Cibinong, Selasa 16 November 2021.
Sebanyak 10 kecamatan tersebut adalah Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Citeureup, Babakanmadang, Sukamakmur, Tamansari, Tenjolaya, Cijeruk, dan Cigombong. Selain topografi, kondisi geologis dan jenis tanah menyebabkan kesepuluhnya masuk dalam peta.
"Wilayah dengan material tanah dan geologi yang bersifat lepas akan mudah menyebabkan terjadinya tanah bergerak," kata Ferrari lagi.
Intensitas hujan juga dijelaskannya menjadi salah satu indikator pergerakan tanah. Intensitas yang tinggi akan menyebabkan tanah menjadi jenuh akan air, dan tentunya akan menambah volume beban tanah sehingga akan semakin rawan terjadinya gerakan tanah.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat ada 57 keluarga yang terdiri atas 198 jiwa terdampak bencana tanah bergerak di wilayah Sukamakmur pada Kamis pekan lalu. Sebanyak empat rumah digolongkan terdampak cukup parah. Sedangkan 53 rumah lainnya dalam posisi terancam.
Pemerintahan Kabupaten Bogor berjanji segera mengkaji melibatkan ahli mengenai layak atau tidaknya wilayah yang mengalami bencana tanah bergerak di Desa Sukawangi sebagai tempat tinggal warga ke depannya.
Baca juga:
Sungai Kapuas, Perkebunan Sawit dan Banjir yang tak Wajar di Kapuas Hulu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.