TEMPO.CO, Yogyakarta - Karya riset sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk membantu guru sekolah dasar (SD) berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora 2021.
Riset itu berupa pengembangan modul ajar online atau e-Modul bernama Fun Module Teacher Learning (Funteach) yang berbasis edutainment, yang berguna membantu meningkatkan kompetensi guru SD saat proses pembelajaran jarak jauh.
Salah satu mahasiswa yang mengembangkan modul itu, Nur Raisah, mengatakan pembuatan Funteach ini dilatarbelakangi banyaknya guru sekolah dasar yang hanya menggunakan satu media tanpa adanya variasi media pembelajaran yang lain.
“Hal ini berdampak siswa-siswa merasa bosan dan kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,” kata mahasiswa Program Studi (prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UNY itu, Kamis, 17 November 2021.
Padahal, ujar Nur, banyak aplikasi yang sebenarnya bisa digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat dimanfaatkan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Risha Setyawati, mahasiswa dari Prodi PGSD UNY yang juga ikut mengembangkan karya itu menambahkan bahwa produk e-Modul Funteach ini diharapkan dapat menjadi pedoman pembelajaran bagi guru sekolah dasar dalam meningkatkan kompetensi Information and Communication Technology (ICT) mereka sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mampu membuat media pembelajaran menarik yang terintegrasi dalam teknologi.
“Materi dalam e-modul tidak hanya dapat digunakan saat pembelajaran daring, namun dapat diterapkan juga saat pembelajaran luring melalui penayangan secara klasikal,” tuturnya.
Untuk cara kerja e-Modul Funteach ini, anggota kelompok lainnya Muhammad Nurwidya Ardiansyah dari Prodi Teknologi Informasi UNY, mengatakan pemilihan media yang digunakan dalam membentuk e-modul ini didasarkan dengan pertimbangan efesien, efektif, dan kemudahan mengakses.
“Berdasarkan kriteria itulah lalu dipilih website lokal berbasis Html5 di mana e-modul dapat dibuka dengan cara membuka file index.html pada folder hasil ekstrak e-modul,” kata Nurwidya.
Aplikasi Flip Builder dimanfaatkan sebagai alternatif lain dalam membuka e-Modul ini. Lalu proses pendistribusian produk menggunakan dua cara, yaitu online melalui google drive dan offline melalui flashdisk.
Menurutnya, tim yang juga beranggotakan Auliyah Lisyuffah Riuddani dari Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGPAUD) dan Farah Nabila Nur Afifah dari Prodi Teknologi Pendidikan itu menggabungkan dulu bahan-bahan yang sudah terkumpul.
Bahan ini berupa soal evaluasi dan penilaian diri berupa quizizz serta video materi pembelajaran yang dapat diakses langsung maupun melalui url link youtube Funteach. Lalu desain produk berupa PDF dan bahan-bahan yang terkumpul diintegrasikan ke dalam file PDF yang telah dikonversikan menjadi website lokal berbasis Html5.
"e-Modul ini dapat dibuka dengan cara membuka file index.html pada folder hasil ekstrak e-modul, selanjutnya tim mengoreksi ulang e-modul hasil pengembangan sebelum divalidasi," kata Nurwidya.
Baca:
UNY Fasilitasi 100 Kepala Sekolah Se-Indonesia Pelajari Bahasa Mandarin
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.