TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan bahwa wilayah Wonogiri masuk dalam zona merah daerah rawan bencana, hal tersebut berdasar pemetaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bencana alam yang dikhawatirkan terjadi termasuk tanah longsor, banjir hingga puting beliung, sebab Wonogiri berupa pegunungan dan lembah.
Masuk dalam salah satu bencana yang dikhawatirkan terjadi di Wonogiri, bagaimana ciri-ciri dari daerah rawan tanah longsor?
Melansir BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta di situs bpbd.jogjaprov.go.id, setidaknya ada tujuh ciri dari daerah yang rawan longsor, meliputi:
1. Daerah bukit, lereng dan pegunungan dengan kelerengan lebih dari 20 derajat.
2. Kondisi lapisan tanah tebal di atas lereng.
3. Sistem tata air dan tata guna lahan yang buruk.
4. Lereng terbuka atau gundul akibat penebangan pohon secara brutal.
5. Adanya retakan pada bagian atas tebing.
6. Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan longsoran kecil.
7. Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau sarana lainnya.
Lalu bagaimana pencegahan untuk mengurangi resiko bencana tanah longsor?
Masih dari laman bpbd.jogjaprov.go.id, berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
1. Hindari membuat sawah di atas lereng
Membangun sawah atau kolam di atas lereng hanya akan semakin meningkatkan potensi terjadinya tanah longsor. Hal tersebut karena permukaan lereng akan penuh dengan air, sehingga tanah rentan untuk bergerser dan menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor.
2. Tidak membangun rumah di bawah tebing
Tidak dianjurkan untuk mendirikan bangunan di bawah tebing, hal tersebut karena mendirikan bangunan di bawah tebing memiliki ancaman besar terkena bencana tanah longsor. Jika tinggi tebing 100 meter maka usahakan lokasi rumah atau bangunan berjarak minimal 250 meter dari kaki lereng. Sehingga apabila terjadi tanah longsor tidak akan mencapai bangunan tersebut.
3. Hindari menebang pohon di sekitar lereng
Pohon yang berada di sekitar lereng menjadi pencegah terjadinya tanah longsor karena akar-akar dari pohon-pohon tersebut menyebar dan saling bersinggungan, sehingga bisa membantu tanah tidak mudah longsor karena akan menjadi penahan tanah. Maka itu perlu menghindari menebang pohon di sekitar lereng.
4. Jangan mendirikan bangunan di sekitar sungai
Semakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar peluang terjadinya longsor. Terjadinya erosi tanah tidak langsung, namun tanah yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin habisnya tanah yang ada di sekitar sungai.
5. Membuat terasering
Jika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau ladang maka sebaiknya dibuat sistem bertingkat sehingga akan memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan. Sehingga mencegah terjadinya tanah longsor.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: BNPB Catat Terjadi 2.203 Bencana Alam Korban Meninggal 549 Orang