TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Forum Komunikasi Riset dan Inovasi (FKRI) 2021, di Jakarta pada 22-26 November 2021. Gelaran itu dilaksanakan untuk memetakan kebutuhan riset dan inovasi pada tahun 2022-2023, bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, mengatakan FKRI 2021 dipandang penting dalam menentukan arah riset dan inovasi Indonesia di masa yang akan datang. Menurutnya, FKRI 2021 merupakan ajang tahunan untuk mengumpulkan kebutuhan riset dan inovasi dibutuhkan oleh kementerian/ lembaga, dan akan menjadi landasan perencanaan program di BRIN pada tahun anggaran berikutnya.
“Tahun ini adalah yang pertama kalinya dilakukan pasca-pembentukan BRIN pada April 2021, dan sangat penting untuk perencanaan program riset dan inovasi masa depan,” ujar Handoko dalam acara virtual, Jumat, 19 November 2021.
Dalam FKRI 2021, Handoko melanjutkan, setiap pimpinan kementerian/lembaga akan menyampaikan kebutuhan riset dan inovasi yang diharapkan untuk dapat dilaksanakan BRIN pada 2022 dan 2023. Kebutuhan riset dan inovasi itu dibagi menjadi dua jenis kebutuhan, yakni riset untuk solusi teknologi dan inovasi, serta riset untuk kebijakan.
Menurut Kepala Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI)—sebelum berbaur menjadi BRIN—FKRI merupakan konsekuensi dari diintegrasikannya berbagai unit litbang kementerian/lembaga ke dalam BRIN. Dengan integrasi kelembagaan ini, selain diamanatkan untuk memperbaiki ekosistem riset dan inovasi di tanah air, BRIN juga diharapkan membuat rekomendasi kebijakan berbasis bukti ilmiah.
“Sebagai dasar bagi kementerian/lembaga menelurkan berbagai kebijakan berbasis sains di sektornya masing-masing,” tutur Handoko.
Handoko menerangkan, BRIN akan terus berkomitmen memberikan dukungan dalam pengembangan riset di Indonesia. Selain melalui ajang FKRI yang bersifat rutin, kata dia, BRIN juga tetap mendukung kebijakan berbasis sains di kementerian/lembaga dalam bentuk kerja sama riset, peminjaman SDM periset, juga penugasan untuk berbagai situasi darurat yang mungkin terjadi.
Handoko yang juga fisikawan itu berharap FKRI 2021 bisa memetakan kebutuhan riset dan inovasi, untuk selanjutnya pada tahun 2022 dan 2023 dapat dilaksanakan oleh BRIN dan menjadi solusi bagi permasalahan kementerian/lembaga. Selain itu juga diharapkan dapat menghasilkan rumusan kebutuhan riset dan inovasi yang mampu meningkatkan keunggulan riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Serta dapat dijadikan kebijakan berbasis bukti yang selaras dengan arah pembangunan berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing, peningkatan kualitas lingkungan hidup dan ketahanan bencana, serta iklim di Indonesia," ujarnya.
Baca:
Peluncuran Roket Kelas Mahasiswa: Bawa Muatan, Tetap di Radius Aman
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.