TEMPO.CO, Bandung -Observatorium Bosscha atau yang biasa disebut Observatorium Lembang merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia.
Observatorium ini didirikan oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda sejak tahun 1923. Di sini, terdapat beberapa teleskop akbar yang digunakan untuk penelitian.
Mengutip dari laman Universitas Krisnadwipayana, beberapa teleskop ini yaitu:
1. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss
Teleskop ini merupakan jenis refraktor (menggunakan lensa) dan terdiri dari 2 teleskop utama dan 1 teleskop pencari (finder). Diameter teleskop utama adalah 60 cm dengan panjang fokus hampir 11 m, dan teleskop pencari berdiameter 40 cm. Instrumen utama ini telah digunakan untuk berbagai penelitian astronomi, pengamatan astrometri, khususnya untuk mendapat orbit bintang ganda visual.
2. Teleskop Schmidt Bima Sakti
Teleskop Schmidt Bima Sakti mempunyai sistem optik Schmidt sehingga sering disebut Kamera Schmidt. Teropong ini mempunyai diameter lensa koreksi 51 cm, diameter cermin 71 cm, dan panjang fokus 127 cm. Alat ini biasanya digunakan untuk mempelajari galaksi Bima Sakti, mempelajari spektrum bintang, mengamati asteroid, supernova, Nova untuk ditentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk memotret objek langit.
3. Teleskop Refraktor Bamberg
Teropong Bamberg juga termasuk jenis refraktor yang besar di Observatorium Bosscha, dengan diameter lensa 37 cm dan panjang fokus 7 m. Teropong ini berada pada suatu gedung beratap setengah silinder dengan atap geser yang dapat mengadakan kampanye maju-mundur untuk membuka atau menutup.
Karena konstruksi, jangkauan teleskop ini hanya terbatas untuk pengamatan benda langit dengan jarak zenit 60 derajat, atau untuk benda langit yang lebih tinggi dari 30 derajat dan azimut dalam sektor Timur-Selatan-Barat.
4. Teleskop Cassegrain GOTO
Teleskop Goto berjenis reflektor Cassegrain dengan diameter cermin utama 45 cm. Cermin utama yang berwujud parabola memiliki panjang fokus 1,8 m dan cermin sekunder yang berwujud hiperbola memiliki panjang fokus 5,4 m. Dengan teleskop ini, objek dapat langsung diteliti dengan memasukkan data kedudukan objek tersebut.
Data hasil pengamatan akan dimasukkan ke media penyimpanan data secara langsung. Teropong ini juga dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang serta pengamatan spektrum bintang. Dilengakapi dengan spektograf dan fotoelektrik-fotometer
5. Teleskop Refraktor Unitron
Teleskop Unitron adalah teropong refraktor dengan lensa obyektif berdiameter 102 mm dan panjang fokus 1500 mm. Dari sisi ukuran, teropong ini digunakan untuk pengamatan matahari maupun bulan, dan banyak digunakan untuk praktikum mahasiswa. Dengan ukuran yang kecil dan ringan, teropong ini mudah dibawa dan telah beberapa kali digunakan dalam ekspedisi pengamatan gerhana matahari total.
6. Teleskop Surya
Teleskop ini merupakan teleskop Matahari yang terdiri dari 3 buah telekop Coronado dengan 3 filter yang berbeda, serta suatu teleskop proyeksi citra Matahari yang sepenuhnya dibuat sendiri. Sarana prasarana ini merupakan sumbangan dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan, Negeri Belanda, Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds, Departemen Pendidikan Nasional, serta Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
7. Teleskop radio 2,3m
Teleskop radio Bosscha 2,3m adalah instrumen radio jenis SRT (Small Radio Telescope) yang didesain oleh Observatorium MIT-Haystack dan dibuat oleh Cassi Corporation.
Teleskop Observatorium Bosscha ini bekerja pada panjang gelombang 21 cm atau dalam rentang frekuensi 1400-1440 MHz. Teleskop ini dapat digunakan untuk mengamati obyek-obyek jauh seperti ekstragalaksi dan kuasar.
WINDA OKTAVIA
Baca juga: Gerhana Bulan Malam Ini, Cara Membuat Teleskop Sederhana