TEMPO.CO, Jakarta - Sembilan mahasiswa Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berhasil meraih tiga gelar juara pada ajang Kompetisi Net Zero Healthy Building sebagai rangkaian dari GBC IDEAS 2021.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI), bagian dari World Green Building Council, di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, mulai dari Agustus hingga November 2021.
Kompetisi dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori mahasiswa dengan dua kategori kompetisi: Net Zero Healthy Building Design Student dan Net Zero Healthy Design Innovation Student, dan kategori profesional, yaitu Net Zero Healthy Building Design Professional.
Tim FTUI dibimbing oleh dosen yang berasal dari Departemen Arsitektur FTUI, Ova Candra Dewi. Fakultas ini mengirimkan lima tim untuk berpartisipasi pada kategori mahasiswa dan profesional.
Dari lima tim tersebut, tiga tim melaju ke babak final dan berhasil meraih tiga gelar juara, yaitu tim BREATH(E) meraih Juara Pertama pada kategori Net Zero Healthy Building Student, tim Art Center Complex meraih Juara Pertama dan tim SeniMal meraih Juara Ketiga pada kategori Net Zero Healthy Building Design Professional.
“Ketiga tim FTUI ini sebagai bagian dari delapan tim finalis, kemudian mengikuti boot camp pemantapan materi yang diadakan oleh GBCI selama dua hari pada Oktober 2021," kata Ova yang juga merupakan Ketua Program Studi Magister Multidisiplin Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) FTUI melalui keterangan tertulis, Selasa, 23 November 2021.
"Usai mengikuti boot camp, para finalis diberi kesempatan kurang lebih tiga minggu untuk mengembangkan desain awal untuk kemudian dipresentasikan pada ajang main show GBC IDEAS 2021,” tambah Ova.
Tim BREATH(E) beranggotakan Ukha Irfandi Hanif (Profesi Arsitek 2021), Dimas (S1 Arsitektur 2017), dan M. Iqbal Ramli (Magister Teknik Sistem Energi 2020). Tim BREATH(E) mengusung tema bangunan hunian (apartemen) yang bernafas sebagai tempat bertinggal yang nyaman, sehat, mandiri, serta bermanfaat bagi penghuni, lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
“Desain bangunan Low Rise Apartment Complex yang kami buat mengedepankan passive design dengan memanfaatkan cahaya alami, pengudaraan alami, dan juga pemanfaatan air bekas pakai," kata Ukha.
"Selain itu bangunan ini memberikan kesempatan komunitas di sekitar untuk berkebun dan beraktiitas ekonomi pada atap bangunan. Secara perhitungan energi, desain bangunan ini mampu menurunkan potensi emisi gas karbon sebesar 11,190 tCO2 atau setara dengan sekitar 460 ribu pohon selama 25 tahun,” tambahnya.
Tim Art Center Complex yang beranggotakan Tika Hanjani (Magister Arsitektur 2019), Lutfi Landrian (Magister Arsitektur 2019), dan M. Aryo Wicaksono (Magister Arsitektur 2018) mengangkat tema desain Pusat Kesenian yang berbeda dari konsep Business as Usual (BAU).
“Tim kami membuat desain berdasarkan dari aspek sosial budaya setempat. Melalui strategi pengudaraan alami, merangkul komunitas lokal, menghormati alam sekitar, menghemat energi, dan mengupayakan produksi air bersih dari teknologi pengembunan," kata Tika.
"Desain kami mengintegrasikan tantangan dari praktek lama (BAU) sebagai titik awal untuk memahami dan menyeimbangkan tanggung jawab terhadap lingkungan dan melihat keseluruhan sistem yang saling terkait,” tambahnya.
Sementara tim SeniMal yang beranggotakan Fiyonda Kokarkin, Amani Tedjowongso dan Darmawan Winaga (Profesi Arsitek 2020) mengedepankan konsep Net Zero Healthy Building.
“Desain net zero healthy building bukan lagi sebagai pilihan, namun merupakan sebuah bagian dari tantangan mendesain saat ini. Pusat Kesenian dari tim kami dilengkapi dengan beberapa fungsi indoor-outdoor amphitheater yang menyesuaikan dengan konteks lahan, yaitu studio seni dan galeri seni yang ramah lingkungan. Kami ingin agar bangunan ini dapat digunakan oleh masyarakat umum sebagai sarana edukasi seni budaya lokal,” ujar Fiyonda.
Selain mendapatkan total hadiah senilai Rp 60 juta, tim BREATH(E) dan tim Art Center Complex juga akan mewakili Indonesia dalam ajang HongKong GBC’s Advancing Net Zero International Conference pada tanggal 23-26 November 2021. Para finalis GBC Ideas 2021 juga juga berhak atas training Green Associate senilai Rp 2,4 juta per orang, yang diadakan GBC Indonesia secara gratis.
Ova Candra Dewi yang merupakan pakar FTUI di bidang arsitektur dan sustainabilitas mengungkapkan, “Siapapun bisa berkontribusi dalam mendukung pembangunan yang keberlanjutan. Yang terpenting kita bisa mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu demi manfaat yang lebih besar untuk manusia dan lingkungannya. Untuk itu, Departemen Arsitektur FTUI, melalui kelompok ilmu arsitektur dan sustainabilitas, menekankan pada pengembangan interdisiplin ilmu pengetahuan yang mendukung pembangunan keberlanjutan.”
GBC IDEAS 2021 merupakan sebuah wadah yang bertujuan untuk menampung aspirasi ide inovasi mengenai sektor bangunan yang ramah lingkungan dari berbagai kalangan sebagai wujud untuk mendorong peningkatan kepedulian terhadap penanggulangan krisis iklim. Ide yang terlahir diharapkan dapat menjadi pilihan solusi untuk mewujudkan Net Zero Healthy Building yang efektif sehingga mampu mengurangi laju pertumbuhan emisi karbon ke lingkungan.
Baca:
Desain Mobil Terbang Skylark dari FTUI Juara 5 Kompetisi di Istanbul
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.