TEMPO.CO, Jakarta - Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan alat perangkap hama padi berbasis energi surya Light Trap Lampu LED. Alat ini membantu petani membasmi hama padi sekaligus mengurangi penggunaan pestisida.
“Karena menggunakan panel surya, petani tidak perlu mengeluarkan biaya listrik,” kata salah satu anggota Tim Abmas ITS, Sudarsono, seperti dikutip Tempo dari laman its,ac.id, 25 November 2021.
Selain dirancang dengan panel surya, alat tersebut terdiri dari kontrol lampu LED, kerucut penjebak hama, wadah air, dan tiang penyangga. Daya listrik dipasok dari panel surya sehingga alat tersebut tidak membutuhkan biaya tambahan listrik.
Cara kerja alat ini adalah lampu LED akan menyala pada malam hari. Cahaya dari LED akan menarik serangga hama. Nantinya serangga yang datang akan jatuh ke dalam wadah melalui kerucut di bawah lampu, kemudian air di dalam wadah akan membuat serangga terperangkap. “Sejauh ini, alat bekerja cukup efektif dan jenis serangga yang paling banyak terperangkap adalah wereng,” ujarnya.
Kendati efektif, kata Sudarsono, tak lantas semua masyarakat langsung mau menggunakannya. Alasannya, dia menyebut banyaknya petani yang enggan mengurangi penggunaan pestisida. “Mengingat inovasi ini masih baru, masyarakat masih sulit menerima karena belum ada hasil nyata,” kata dia.
Dia berharap alat perangkap hama buatan mereka dapat digunakan di banyak tempat. Sudar berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai ketertarikan serangga hama terhadap spektrum cahaya tertentu agar alat perangkap hama menjadi lebih efektif. “Akan baik jika teknologi ini menjadi alternatif pembasmi hama padi yang terjangkau dan ramah lingkungan,” katanya.
Anggota Tim Abmas ITS lainnya, Nurrisma Puspitasari, mengatakan meski sempat terkendala lantaran adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Tim Abmas ITS berhasil memasang lima alat perangkap hama di Desa Lembeyan Kulon, Lembeyan, Magetan, Jawa Timur, pada 25 September 2021 lalu.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Mahasiswa ITS Ciptakan Beton Ramah Lingkungan dari Limbah Batu Bara