TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampus UPN Veteran Yogyakarta menggelar kompetisi cukup unik untuk mengkampanyekan kesadaran dini pada kebencanaan industri dan pertambangan yang digelar pada 26 November-1 Desember 2021.
Kompetisi bertajuk Indonesian Fire and Rescue Competition (IFCR) 7 yang pertama kali digelar itu diikuti 13 peserta, terdiri dari 12 perusahaan tambang besar di Indonesia dan satu dari kalangan kampus yakni UPN Veteran Yogyakarta sendiri.
"Kompetisi seperti ini sangat relevan untuk mahasiswa khususnya bidang pertambangan, mereka bisa mempersiapkan diri bagaimana nanti ketika terjun ke dunia pertambangan dan menghadapi potensi bencana," kata Rektor UPN Veteran Yogyakarta Mohammad Irhas Effendi, Sabtu, 27 November 2021.
Kompetisi ini menjadi ajang bagi perusahaan tambang, migas, dan energi berkumpul untuk berkompetisi, berlomba dalam bidang penyelamatan atau penanganan suatu kecelakaan dan bencana.
Ketiga industri tersebut memiliki risiko yang sangat tinggi sehingga diperlukan penanganan khusus dengan Emergency Response Team (ERT) atau Emergency response Group (ERG) sebagai tim siap selama 24 jam dalam penanganan keadaan darurat.
Irhas mengatakan tim cepat tanggap pemadam kebakaran atau fire and rescue selama ini menjadi sosok penting dan tak bisa dianggap remeh serta harus memiliki kompetensi di bidangnya. "Mahasiswa bidang pertambangan perlu juga memiliki ilmu dasar kecakapan fire and rescue ini," kata Irhas.
Project Officer Kompetisi IFCR 7 Muhammad Idrus mengatakan total ada sebanyak enam jenis kompetisi yang diperlombakan, yaitu lomba road accident rescue, structure fire fighting, high angle rescue, firefighter competency test, collapsed structure search and rescue dan firefighter combat challenge. "Masing-masing kompetisi berkaitan dengan bidang kesiagaan bencana kebakaran," kata dia.
Materi dari perlombaan itu sebenarnya juga turut diajarkan dalam perkuliahan. "Semua materi itu diajarkan tetapi tidak semasif seperti saat kompetisi seperti ini," kata dia.
Tim dari Kampus UPN Veteran Yogyakarta sendiri tak hanya mengikutsertakan mahasiswa, tapi juga tenaga keamanan serta tenaga pendidikan supaya memahami secara langsung bagaimana praktik di lapangan.
Wakil Gubernur DIY Paku Alam X mengatakan kompetisi tersebut dapat dijadikan sebagai pembelajaran bersama tentang ketanggapdaruratan, khususnya dalam hal penanganan bencana. “Penanganan bencana di setiap lokasi pasti berbeda caranya, meski tujuannya sama yakni zero accident,” kata Paku Alam.
Baca:
Kampus Yogya Beri Keringanan UKT Mahasiswa Terdampak Pandemi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.