Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cakupan Imunisasi Dasar Anak Turun, IDAI Gelar Program LITTLe Ku

image-gnews
Sejumlah pelajar berpose, memperlihatkan lengannya usai mendapatkan Imunisasi Campak di sekolah dasar negeri 03 Karanganyar, Sukoharjo, Jawa Tengah, 3 Agustus 2017. Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan secara serentak melakukan Kampanye dan pemberian imunisasi MR kepada anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun sebagai komitmen global untuk membasmi virus campak rubella yang bisa memicu kecacatan dan kematian pada anak. Tempo/Bram Selo Agung
Sejumlah pelajar berpose, memperlihatkan lengannya usai mendapatkan Imunisasi Campak di sekolah dasar negeri 03 Karanganyar, Sukoharjo, Jawa Tengah, 3 Agustus 2017. Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan secara serentak melakukan Kampanye dan pemberian imunisasi MR kepada anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun sebagai komitmen global untuk membasmi virus campak rubella yang bisa memicu kecacatan dan kematian pada anak. Tempo/Bram Selo Agung
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menghadirkan program khusus LITTLe Ku (Lengkapi Imunisasi Terlambat/Tidak Lengkap Anakku). Program tersebut digelar karena, menurut laporan, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar belakangan meningkat di Indonesia.

“Ada difteri, campak, dan rubela, ini berkaitan dengan imunisasi vaksin untuk penyakit tersebut yang menurun,” ujar Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, dalam acara virtual bertajuk ‘Dukungan Multisektoral untuk Kejar Imunisasi’ pada Senin, 29 November 2021.

Difteri, campak dan rubela termasuk dalam kelompok penyakit yang selama ini dapat dicegah melalui program imunisasi dasar. Seluruhnya ada 13 penyakit dan 10 lainnya adalah polio; tetanus; influenza; Hepatitis B; Hepatitis A; Haemophilus influenzae tipe b; pertusis atau batuk rejan; radang paru PVC13; rotavirus; dan gondongan. 

Pandemi Covid-19 telah berdampak cakupan imunisasi dasar di dunia turun rata-rata 3 persen pada 2020 daripada tahun sebelumnya (dari 86 persen menjadi 83 persen). Sedangkan di Indonesia, penurunan lebih tajam, yakni dari 93,7 persen menjadi 82,6 persen atau turun 11,1 persen.

Menurut Piprim, jika cakupan imunisasi dasar untuk mencegah sekitar 13 penyakit di Indonesia itu menurun di bawah 60 persen, maka penderita penyakit tersebut bisa muncul kembali. Di sisi lain banyak juga tenaga kesehatan yang bukan dokter anak, di puskesmas, justru khawatir untuk melakukan imunisasi pada anak yang jadwalnya terlewat.

“Karena pandemi Covid-19, masyarakat takut ke luar rumah sehingga banyak anak yang terlewat jadwal vaksinasinya, ini banyak terjadi,” tutur Piprim menjelaskan alasan LITTLe Ku digelar.

Gelaran LITTLe Ku dimulai dari pendataan kasus di provinsi, angka cakupan vaksinasi di provinsi, data dasar I-Points, sampai data dasar media sosial IDAI cabang. Selain itu, ada juga kampanye di media sosial terkait dengan imunisasi, Instagram Live, mengeluarkan panduan catch up immunization, sosialisasi I-Point, dan membuat hotline IDAI untuk dukung pertanyaan para tenaga kesehatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Aktivitas tersebut digelar mulai November hingga Desember, dan diharapkan bisa dilanjutkan terus,” katanya lagi.

Executive Director International Paediatrics Association (IPA), Aman Bhakti Pulungan, menambahkan bahwa program yang dilakukan oleh IDAI sejalan dengan program Immunization Agenda 2030 dari IPA. “Saya bangga dengan IDAI, program ini sama dengan kacamata global,” ujar dia yang juga hadir dalam acara tersebut.

Menurut Aman, dalam program Immunization Agenda 2030, ada empat elemen kritis, yakni rencana; implementasi; akuntabilitas dan monitoring; serta evaluasi dari program imunisasi di dunia. “Dan beberapa elemen kritis itu sudah dilakukan di Indonesia,” kata dia yang juga menjabat sebagai President Asia Pacific Paediatrics Association (APPA) itu.

Baca juga:
Masih Banjir, Hujan Petir Diprediksi Masih Akan Landa Kalimantan


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

3 jam lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.


5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

15 jam lalu

Ilustrasi pijat bayi. massagemag.com
5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

2 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

4 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

5 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

5 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

11 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

17 hari lalu

Sebagai pengguna commuter line, Anda perlu mengetahui rute KRL Jabodetabek 2024 terbaru. Berikut ini rute terbaru dan harga tiketnya. Foto: Canva
KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

20 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.