Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bos Moderna Sebut Vaksin yang Ada Jauh Kurang Efektif Atasi Varian Omicron

image-gnews
Vaksinator memasukkan dosis vaksin Moderna ke dalam jarum suntik sebelum disuntikkan kepada tenaga kesehatan sebagai vaksin dosis ketiga atau booster di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Matraman, Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2021. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, hingga saat ini masih terus dilaksanakan. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster  ditargetkan rampung pada pekan kedua Agustus 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Vaksinator memasukkan dosis vaksin Moderna ke dalam jarum suntik sebelum disuntikkan kepada tenaga kesehatan sebagai vaksin dosis ketiga atau booster di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Matraman, Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2021. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, hingga saat ini masih terus dilaksanakan. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster ditargetkan rampung pada pekan kedua Agustus 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala eksekutif Moderna, Stephane Bancel, memperkirakan vaksin yang ada saat ini akan jauh kurang efektif dalam menangani Covid-19 varian Omicron daripada jenis virus corona sebelumnya. Dia juga memperingatkan bahwa akan membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum perusahaan farmasi dapat memproduksi vaksin spesifik varian baru dalam skala besar.

Menurut Bancel, tingginya jumlah mutasi Omicron pada protein spike, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia, dan penyebaran varian yang cepat di Afrika Selatan menunjukkan bahwa vaksin saat ini mungkin perlu dimodifikasi tahun depan. 

“Tidak ada di dunia, saya pikir, di mana (efektivitas) berada pada level yang sama. Kami sudah memiliki untuk [varian] Delta,” ujar Bancel kepada Financial Times, di kantor pusat perusahaan di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, Selasa, 30 November 2021.

Bancel dan timnya masih menunggu data mengenai karakter virus dengan kode B.1.1.529 yang pertama kali diidentifikasi di Botswana dan Afrika Selatan itu. Dan beberapa ilmuwan yang dia ajak bicara mengatakan: “Ini tidak akan baik.”

Komentar Bancel muncul ketika pakar kesehatan masyarakat dan politisi mencoba untuk memberikan nada yang lebih optimis tentang kapasitas vaksin yang ada untuk memberikan perlindungan terhadap Omicron.

Sementara, salah satu direktur di Pfizer, Scott Gottlieb, menjelaskan bahwa ada tingkat kepercayaan yang masuk akal mengenai efektivitas vaksin untuk melindungi dari Omicron. “Setidaknya dengan tiga dosis cukup,” kata dia yang juga mantan komisaris di Badan Pengawas Obat dan Makanan, Amerika serikat (FDA).

Sementara, Presiden Amerika Joe Biden mengatakan bahwa Omicron adalah penyebab kekhawatiran, bukan penyebab kepanikan. “Ahli medis pemerintah percaya bahwa vaksin akan terus memberikan tingkat perlindungan terhadap penyakit parah,” tutur dia.

Namun, Bancel mengatakan para ilmuwan khawatir karena 32 dari 50 mutasi pada varian Omicron berada pada protein spike, yang menjadi fokus vaksin saat ini untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia dalam memerangi Covid-19. “Kebanyakan ahli berpikir varian yang sangat bermutasi seperti itu tidak akan muncul selama satu atau dua tahun lagi,” ujar Bancel.

Moderna dan Pfizer telah menjadi pemasok vaksin pilihan bagi sebagian besar negara maju karena efektivitasnya yang tinggi, yang didasarkan pada teknologi messenger RNA (mRNA). Pada Agustus, Moderna mengumumkan bahwa orang yang divaksinasi dengan dua dosis suntikannya bisa mempertahankan antibodi selama enam bulan, termasuk terhadap varian seperti Delta.

Tetapi penelitian menunjukkan bahwa vaksin perusahaan kurang efektif dalam mencegah wabah Delta daripada jenis virus sebelumnya. Sebuah studi Stanford University tentang wabah Delta di penjara California yang diterbitkan bulan lalu menemukan bahwa suntikan Moderna hanya 56,6 persen efektif terhadap infeksi. “Jauh lebih rendah daripada tingkat dalam penelitian yang dilakukan sebelum munculnya varian,” kata para peneliti. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang, Moderna dan Pfizer sedang mengerjakan vaksin baru untuk menargetkan varian Omicron, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia menimbulkan risiko yang sangat tinggi dan menggolongkannya ke dalam variant of concern (VOC). Bancel mengatakan data yang menunjukkan bagaimana vaksin yang ada bekerja melawan varian Omicron, dan apakah itu menyebabkan penyakit parah, akan tersedia dalam waktu dua minggu. 

Tetapi dia menduga akan memakan waktu beberapa bulan sebelum vaksin khusus Omicron dapat diproduksi dalam skala besar. Dia menyarankan mungkin ada kasus untuk memberikan booster yang lebih kuat kepada orang tua atau orang dengan sistem kekebalan yang terganggu untuk sementara. 

“Moderna dan Pfizer tidak bisa mendapatkan satu miliar dosis minggu depan. Matematika tidak bekerja. Tapi bisakah kita mengeluarkan miliaran dosis pada musim panas? Tentu,” tutur Bancel yang memperkirakan Moderna dapat menghasilkan total 2 miliar-3 miliar dosis pada tahun 2022. 

Namun, dia mengatakan akan berisiko untuk mengalihkan seluruh kapasitas produksi Moderna ke vaksin Omicron pada saat varian lain masih beredar. Bancel juga mengecam para kritikus yang menuduh pembuat vaksin tidak berbuat cukup untuk mendukung peluncuran di negara-negara berkembang seperti Afrika Selatan, di mana hanya seperempat dari populasi yang sepenuhnya diinokulasi.

“Ini sebagian besar merupakan keputusan kebijakan oleh negara-negara kaya. Di Amerika, kami diberitahu bahwa kami tidak punya pilihan selain memberikan 60 persen dari produksi kami kepada pemerintah,” katanya sambil menambahkan itu bukan keputusan Moderna, tapi keputusan pemerintah.

FINANCIAL TIMES | CNBC

Baca:
Pembelajaran Tatap Muka Januari 2022, IDAI Rilis Rekomendasi Baru

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

1 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

1 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

7 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

9 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

12 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

12 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual


Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

14 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu jadwal keberangkatan kereta dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 5 April 2024. Sebanyak 17.994 orang meninggalkan Kota Jakarta melalui Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, untuk mudik ke kampung halaman ke berbagai daerah pada H-5 Lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

14 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

17 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

17 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.