TEMPO.CO, Jakarta - Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) meneliti potensi ubur-ubur sebagai penghambat kanker payudara. Ketua tim, Aden Arrafif Bahtiarsyah, mengatakan protein venom pada ubur-ubur dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengobatan.
Aden menjelaskan bahwa venom ubur-ubur terdiri dari berbagai peptida, enzim, neurotoksin, sitolisin, dan hemolisin. Berbagai kandungan tersebut membuat venom ubur-ubur memiliki sifat antimikroba, antioksidatif, antikoagulan, antitumor, dan sitotoksik.
“Rincian kandungan umum berupa crude venom, phospholipase A2, dan metalloprotease yang berfungsi baik dalam pertahanan untuk mengurangi migrasi sel kanker payudara,” kata Aden seperti dikutip Tempo dari ugm.ac.id, 1 Desember 2021.
Selain kandungan ubur-ubur yang terbukti mampu menghambat kanker payudara, kata dia, jumlah ubur-ubur yang melimpah juga menjadi pertimbangan.
Khintan Maulin, anggota tim, menjelaskan ubur-ubur tersebar hampir seluruh di perairan Indonesia. Hal itu kemudian membuat berbagai pihak tertarik untuk memanfaatkan ubur-ubur. Tidak hanya untuk kesehatan, ubur-ubur juga dimanfaatkan untuk keperluan industri dan pangan.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca juga: 5 Manfaat Luar Biasa Ubur-Ubur bagi Hidup Manusia