TEMPO.CO, Jakarta - Siklon tropis tumbuh di perairan sekitar daerah tropis, terutama yang memiliki suhu muka laut yang hangat. Jumlah siklon tropis yang tumbuh di belahan bumi utara rata-rata 57,3 kejadian dalam satu tahun dan di belahan bumi selatan rata-rata 26,3 siklon tropis dalam setahun berdasarkan data tahun 1968-1989.
Mengutip dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), siklon tropis dapat terbentuk dengan beberapa persyaratan. Faktornya adalah suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26,5 derajat Celcius hingga kedalaman 60 meter. Kondisi atmosfer yang tidak stabil juga berperan penting dalam pembentukan siklon tropis lewat pembentukan awan cumulonimbus atau awan guntur dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat.
Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 kilometer ikut mendukung perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon. Lokasi pembentukan siklon tropis berada pada jarak setidaknya sekitar 500 kilometer dari khatulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator. Faktor lain yaitu gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar.
Tahap pembentukan siklon tropis ditandai oleh gangguan atmoster. Dari citra satelit cuaca, gangguan atmosfer itu ditandai dengan wilayah konvektif dengan awan-awan cumulonimbus. Pusat sirkulasi seringkali belum terbentuk, namun kadangkala sudah nampak pada ujung sabuk perawanan yang membentuk spiral.
Pada tahap siklon tropis belum matang, wilayah konvektif kuat terbentuk lebih teratur membentuk sabuk perawanan melingkar berbentuk spiral atau membentuk wilayah yang bentuknya relatif bulat. Intensitasnya meningkat secara simultan ditandai dengan tekanan udara permukaan yang turun mencapai kurang dari 1.000 milibar.
Selain itu kecepatan angin maksimum yang meningkat hingga mencapai gale force wind dengan kecepatan angin 34 knot atau 63 kilometer per jam lebih. Angin dengan kecepatan maksimum terkonsentrasi pada cincin yang mengelilingi pusat sirkulasi. Pusat sirkulasi terpantau jelas dan mulai tampak terbentuknya mata siklon.
Saat fase matang, bentuk siklon tropis cenderung stabil. Tekanan udara minimum di pusatnya dan angin maksimum di sekelilingnya tidak banyak mengalami fluktuasi berarti. Sirkulasi siklonik dan wilayah dengan gale force wind meluas, citra satelit cuaca menunjukkan kondisi perawanan teratur dan lebih simetris.
Pada siklon tropis yang lebih kuat dapat jelas terlihat adanya mata siklon. Fenomena ini ditandai dengan wilayah bersuhu paling hangat di tengah-tengah sistem perawanan dengan angin permukaan yang tenang dan dikelilingi oleh dinding perawanan konvektif tebal di sekelilingnya atau dinding mata.
Tahap matang biasanya hanya bertahan selama kurang lebih 24 jam sebelum intensitasnya mulai melemah, kecuali jika siklon tropis berada di wilayah yang sangat mendukung perkembangannya. Pada tahap punah, pusat siklon yang hangat mulai menghilang, tekanan udara meningkat dan wilayah dengan kecepatan angin maksimum meluas dan melebar menjauh dari pusat siklon.
Pelemahan siklon tropis itu dapat terjadi dengan cepat jika siklon tropis melintas di wilayah yang tidak mendukung bagi pertumbuhannya, seperti misalnya memasuki wilayah perairan lintang tinggi dengan suhu muka laut yang dingin atau masuk ke daratan. Dari citra satelit dapat terlihat jelas bahwa wilayah konvektif siklon tropis tersebut berkurang, dan sabuk perawanan perlahan menghilang.
Waktu rata-rata yang dibutuhkan sebuah siklon tropis dari mulai tumbuh hingga punah adalah sekitar tujuh hari, namun variasinya bisa mencapai 1 hingga 30 hari.
Baca:
7 Tempat Pertumbuhan Siklon Tropis Dunia, Sebagian Dekat Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.