TEMPO.CO, Jakarta - Gerhana Matahari Total 4 Desember akan menjadi gerhana penutup pada 2021. Para pemburu gerhana tengah menantikan atraksi menarik di langit itu di benua Antartika. Waktunya bersamaan dengan fase Bulan Baru.
Penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Avivah Yamani, mengatakan fenomena Gerhana Matahari Total hanya bisa diamati di benua Antartika. Cincin api, korona matahari, dan cincin berlian raksasa akan menghiasi peristiwa tersebut.
Di luar wilayah Antartika, pengamat hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian. “Sebagian kecil Afrika Selatan, Amerika Selatan, Australia, Selandia Baru, dan di perairan Atlantik selatan,” katanya di situs Langit Selatan, 1 Desember 2021.
Bersamaan dengan waktu gerhana itu, terjadi fase bulan baru pada 4 Desember. Bulan akan muncul hampir bersamaan dengan matahari terbit. Bulan dan matahari akan tampak bersamaan kecuali saat malam. “Langit akan gelap tanpa cahaya bulan, waktunya pengamatan,” ujar Avivah.
Selain pengamatan, waktu fase Bulan Baru juga dinilai tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pengamat pun bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya bulan.
Pada Bulan Baru itu, posisi bulan sedang berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi atau perigee yaitu 356.794 kilometer. Sementara pada 18 Desember, bulan di titik apogee yaitu berada pada jarak terjauh dengan Bumi sejauh 406.320 kilometer. Bulan Purnama akan muncul pada 19 Desember 2021.
Baca juga:
BMKG Jelaskan Soal Cuaca Buruk Akhir Tahun dan Tsunami 8 Meter di Cilegon
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.