TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi merilis analisis gempa magnitudo 7,4 di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terjadi Selasa, 14 Desember 2021. Berdasarkan data lokasi pusat gempa, kedalaman, dan mekanismenya yang diperoleh dari BMKG, USGS Amerika Serikat, dan GFZ Jerman, kejadian gempa disebabkan oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar mendatar berarah barat-barat laut, hingga timur-tenggara.
“Sesar mendatar ini sebelumnya belum teridentifikasi sebagai sumber gempa utama,” dikutip dari keterangannya, Senin, 14 Desember 2021.
Sementara yang telah teridentifikasi sebelumnya, struktur utama pemicu gempa di Laut Flores adalah sesar naik busur belakang Flores yang berarah relatif barat-timur. Badan Geologi mencatat, sesar naik tersebut pernah memicu gempa 6,8 M dan memicu tsunami pada tahun 1992.
Kejadian gempa dilaporkan mengakibatkan kerusakan bangunan di daerah Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Badan Geologi mengutip data BIG yang mencatat gempa 7,4 NTT tersebut memicu terjadinya tsunami kecil dengan tinggi sekitar 7 cm di laut. Badan Geologi mencatat daerah-daerah pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Selayar sendiri memiliki potensi tinggi tsunami di garis pantai sekitar 2,9 m.
Guncangan gempa dilaporkan terasa kuat di Selayar, yang terletak paling dekat dengan lokasi sumber gempa dengan skala intensitas VI MMI. Lalu di Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Lembata, dan Adonara dengan skala intensitas IV MMI.
Badan Geologi memperingatkan potensi terjadinya bahaya ikutan pasca gempa 7,4 NTT berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuifaksi. “Direkomendasikan agar penduduk mewaspadai dampak bahaya ikutan tersebut. Apabila menemukan retakan tanah pada bagian atas bukit yang berbentuk melingkar ke arah lembah, harap diwaspadai karena dapat memicu terjadinya gerakan tanah yang dapat dipicu oleh curah hujan tinggi dan guncangan gempa bumi kuat,” ujarnya.
Pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, merupakan dataran yang berbatasan dengan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal. Batuan pulau-pulau tersebut tersusun oleh batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan yang bersifat lepas, lunak, belum kompak yang akan berefek memperkuat guncangan gempa sehingga menjadikan daerah tersebut rawan gempa bumi. Morfologinya yang berbukit-bukit juga berpotensi terjadi gerakan tanah. Daerah pantainya juga rawan tsunami
Badan Geologi mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan dan informasi petugas BPBD setempat. Warga juga diminta tetap mewaspadai kejadian gempa susulan. Bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman.
BMKG mencatat pada Selasa, 14 Desember 2021, pukul 10.20 WIB terjadi gempa di laut Flores dengan kekuatan 7,4 M pada kedalaman 10 kilometer berjarak 115kilometer di utara Kota Maumere, Kabupaten Sika, Nusa Tenggara Timur. USGS mencatat kekuatan gempa tersebut 7,3 M dengan kedalaman 18,5 kilometer. Sementara GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman mencatat gempa yang sama dengan kekuatan 7 M dengan kedalaman 12 kilometer.
Baca:
Data Terkini Gempa dan Peringatan Dini Tsunami dari Laut Flores NTT
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.