Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejak 1600, Ini Rincian Waktu Gempa Tsunami Sering Muncul di Indonesia

image-gnews
Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Laut Flores pada 14 Desember 2021 menambah daftar kejadian tsunami pada akhir tahun. Dari hasil kompilasi data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tercatat tsunami belasan kali terjadi menjelang tutup tahun. Kurun waktunya sejak 1600 hingga sekarang.

Selain itu, menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa tsunami pada masa awal tahun juga sama banyaknya. “Itu fakta data, ya jangan sampai menimbulkan bahwa awal dan akhir tahun itu musim tsunami,” katanya kepada Tempo, Rabu 15 Desember 2021.

Pada periode panjang selama 4 abad lebih dari 1600-2021 sebelum gempa Laut Flores, pada Januari, Februari, dan Maret, jumlah kejadian tsunami di wilayah Indonesia berjumlah 11-12 kali. Setelah itu pada April sebanyak 8 tsunami, Mei enam kali, dan Juni empat tsunami.

Setelah tengah tahun itu, grafiknya kemudian naik bertingkat. Kejadian tsunami pada Juli sebanyak 8 kali, Agustus 9 kali, September bertambah hingga 12 tsunami. Pada Oktober turun menjadi 8 tsunami, lalu November hingga Desember masing-masing tercatat sama, yaitu 12 kali tsunami.

Namun kompilasi data kejadian itu tidak menyertakan rincian tinggi gelombang laut yang sampai ke daratan. Faktanya, selain tsunami dahsyat di Aceh pada 2004, ada tsunami kecil seperti yang baru terjadi dari gempa di Laut Flores 14 Desember 2021. “Ketinggian tsunaminya yang tercatat alat, yaitu 7 sentimeter di Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur,” kata Daryono

Gempa yang terjadi pukul 10.20.23 WIB berpusat pada koordinat 7,59 derajat Lintang Selatan dan 122,24 derajat Bujur Timur. Berlokasi di Laut Flores,  jaraknya sekitar 112 kilometer arah barat laut Kota Larantuka, Nusa Tenggara Timur dari kedalaman 10 kilometer.

Gempa dangkal akibat pergerakan sesar aktif yang belum teridentifikasi itu secara geser atau mendatar (strike slip) dan menghasilkan gempa bermagnitudo 7,4. Guncangan dirasakan kuat di Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara, dan Lembata hingga merusak banyak bangunan di Selayar, Sulawesi Selatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Informasi gempa itu diiringi peringatan dini tsunami dengan tingkat ancaman waspada di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata.  Menurut Daryono, lokasi sumber gempa itu jarang terjadi aktivitas gempa periode 2009-2021. Namun begitu, Nusa Tenggara Timur tergolong daerah rawan tsunami.

Sejak 1800-an di busur Kepulauan Sunda Kecil yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur, sudah terjadi lebih dari 22 kali tsunami. Sejarah mencatat pada 29 Desember 1820 gempa kuat yang berpusat di Laut Flores memicu tsunami di Flores hingga Sulawesi Selatan. Di Bulukumba korban meninggal akibat tsunami mencapai sekitar 500 orang.

Tsunami destruktif yang dipicu gempa bermagnitudo 7,8 di Laut Flores juga pernah terjadi pada  12 Desember 1992. Ketinggian tsunaminya mencapai sekitar 30 meter yang menyebabkan 2.500 orang meninggal dan 500 orang hilang.

Baca:
BMKG: Gempa Magnitudo 5,0 Timbulkan Kerusakan di Jember

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

2 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com
Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.


BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

3 jam lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada


Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

9 jam lalu

Ilustrasi gempa. geo.tv
Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.


Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

11 jam lalu

Ilustrasi cuaca di Jakarta. TEMPO/Yovita Amalia
Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.


Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

Ilustrasi gempa. geo.tv
Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.


Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

1 hari lalu

ilustrasi menyiram air untuk mengurangi dampak dehidrasi. Shutterstok
Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.


Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas. Sumber: Reuters / Pascal Rossignol / rt.com
Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia


Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Rekaman seismograf Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, yang merekam gempa M6,2 yang berpusat di laut selatan Jawa Barat pada Kamis malam, 27 April 2024. Pusat gempa berada 156 kilometer arah barat daya Kabupaten Garut. FOTO/Badan Geologi.
Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.


Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

1 hari lalu

Area persawahan yang kering di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 September 2023. Kekeringan yang telah terjadi di beberapa daerah di Indonesia merupakan dampak dari El Nino. TEMPO/Tony Hartawan
Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.


Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

1 hari lalu

Sejumlah warga berjalan saat hujan di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. BPBD DKI Jakarta menyampaikan potensi hujan dengan intensitas sedang dan lebat disertai kilat atau angin kencang, dimana kondisi tersebut dipicu aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.