TEMPO.CO, Bandung - PT Pindad menguji daya tahan Anoa-2 6x6 dengan sengaja meledakkan ranjau yang diletakkan di bagian bawah kendaraan tempur tersebut. Versi teranyar dari pengembangan kendaraan tempur Anoa tersebut memiliki modifikasi struktur di bagian lambung untuk menambah ketahanannya menahan efek ledakan.
“Kegiatan uji di sini konsepnya adalah bagaimana meningkatkan ballistic protection dari Anoa-2 untuk struktur tahan ledaknya, nanti bisa dilihat perbandingan sebelum dan sesudah peledakan seperti apa,” kata VP Penjaminan Mutu dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup PT Pindad, Prima Kharisma, dikutip dari keterangannya, Rabu 15 Desember 2021.
Pengujian sekaligus untuk proses sertifikasi struktur tahan ledak Anoa-2 itu telah dilaksanakan di lapangan lapangan tembak Pusat Kesenjataan Artileri Medan TNI AD, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, pada pekan lalu. Uji, kata Prima, mengikuti standar STANAG 4569-AEP-55 volume 2 Level 3B dengan meledakkan bahan peledak TNT 8 kilogram yang diletakkan di bagian bawah kendaraan.
Untuk uji tersebut, Anoa-2 6x6 mendapat modifikasi penambahan struktur berupa V-shape di bawah lantai kendaraan di antara roda tengah dan belakang. Struktur tambahan tersebut dirancang menambah ketahanan struktur tahan ledak kendaraan tempur tersebut di berbagai medan darat.
Sebuah Anthropomorphic Test Device (ATD) crash test dummy juga ditempatkan dalam kabin. Manekin khusus tersebut memiliki sejumlah sensor untuk mengukur risiko cedera awak kendaraan sebagai simulasikan efek ledakan yang dialami. “Kami akan memverifikasi bersama sesuai dengan NATO STANAG 4569 khususnya untuk ranjau dengan berbagai parameter yang akan diukur,” ujar Prima.
Model kendaraan tempur Anoa-2 6x6 milik PT Pindad saat jalani uji daya tahan melindas TNT 8 kilogram di Pusat Kesenjataan Artleri Medan TNI AD, Batujajar, Bandung Barat. (FOTO/PT Pindad)
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Sigit P Santosa, mengatakan, Pindad telah berkolaborasi dengan ITB untuk mendapatkan kemampuan penguasaan teknologi terbaru. Hingga kini kolaborasi itu telah menghasilkan 3 paten dan penerbitan publikasi ilmiah. Dia tidak merincinya dan hanya menyebutkan, "Pindad siap untuk mempromosikan riset-riset unggulan inovasi yang bisa kita kerjakan bersama.”
Model kendaraan tempur Anoa-2 6x6 milik PT Pindad saat jalani uji daya tahan melindas TNT 8 kilogram di Pusat Kesenjataan Artleri Medan TNI AD, Batujajar, Bandung Barat. (FOTO/PT Pindad)
Kepala Bidang Kelaikan Darat Pusat KelaikanKementerian Pertahanan, Kolonel Andi Sugiarto, mengapresiasi kolaborasi yang sudah berjalan tiga tahun terssebut. Dia juga berharap hasil uji hari itu sesuai dengan harapan, dapat benar-benar melindungi personel dari ledakan ranjau. "Sehingga kami dari puslaik dapat menerbitkan sertifikat tipe dan dilanjutkan FirstArticleyang artinya produk ini sudah teruji dan sudah diakui oleh Kementerian Pertahanan RI,” kata Andi.
Uji kendaraan tempur Anoa-2 6x6 milik PT Pindad melindas TNT 8 kilogram di Batujajar, Bandung Barat, melibatkan manekin awak yang dilengkapi sejumlah sensor. (FOTO/PT Pindad)
Model kendaraan tempur Anoa-2 6x6 yang menjalani uji ledak memiliki spesifikasi teknik dengan bobot 14,5 ton, dengan panjang 6 meter, lebar 2,5 meter, serta tinggi 2,15 meter dan terpasang ban runflat, tipe donat. Struktur V-shape yang menjadi baja pelindung tambahan Anoa 2 memiliki berat sekitar 160 kilogram. Uji ledak serupa sebelumnya pernah dijalani oleh medium tank Harimau pada Juni 2018.
Baca juga:
Pengguna Keluhkan Bug WhatsApp yang Bikin Kerusakan Acak di iPhone
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.