Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Ibu 2021, Wanita Peneliti BRIN Cerita Bawa Anak Usia Sebulan Riset Lapangan

image-gnews
Pelaksana Tugas Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) di BRIN, Erna Sri Adiningsih, menceritakan pengalamannya sebagai peneliti dan seorang ibu dalam acara talk show virtual bertajuk Sosok Ibu dan Perempuan Berkarier (SUPER) yang digelar BRIN untuk memperingati Hari Ibu Nasional, Rabu, 22 Desember 2021. (Tangkapan Layar)
Pelaksana Tugas Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) di BRIN, Erna Sri Adiningsih, menceritakan pengalamannya sebagai peneliti dan seorang ibu dalam acara talk show virtual bertajuk Sosok Ibu dan Perempuan Berkarier (SUPER) yang digelar BRIN untuk memperingati Hari Ibu Nasional, Rabu, 22 Desember 2021. (Tangkapan Layar)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erna Sri Adiningsih, menceritakan pengalamannya menjadi peneliti sekaligus seorang ibu. Profesor di bidang penginderaan jauh itu menerangkan bahwa dirinya pernah berada di situasi yang cukup sulit, karena harus menentukan pilihan yang berkaitan dengan karier dan keluarga.

“Dulu saat ingin studi S2 ada tantangan tersendiri, karena saya diterima di beberapa kampus, yaitu di Australia dan Indonesia. Dan posisi saya sudah menjadi seorang ibu yang harus memilih,” ujar dia dalam acara talk show virtual bertajuk Sosok Ibu dan Perempuan Berkarier (SUPER) yang digelar BRIN untuk memperingati Hari Ibu Nasional, Rabu, 22 Desember 2021.

Erna mengatakan bahwa dirinya menolak kampus yang berada di Australia dan memilih tetap di Indonesia, yaitu di IPB University, untuk S2 Program Pascasarjana Bidang Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. “Ini pengalaman yang cukup berharga, di mana ingin mencari pengalaman secara internasional, tapi saya sudah menjadi seorang ibu,” katanya lagi.

Saat itu Erna juga berpikir bahwa perguruan tinggi di Indonesia tidak kalah dari segi kualitasnya, dan persoalan tentang peneliti yang mendunia itu bisa dilakukan setelah pendidikan. “Tergantung orangnya juga, dan saya tidak menyesali keputusan itu.”

IPB University juga merupakan almamaternya saat mengenyam pendidikan S1 Jurusan Agrometeorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), termasuk S3 di Bidang Studi Agroklimatologi. Sedangkan karier pertama Erna sebagai peneliti adalah masuk ke Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN)—sebelum melebur ke BRIN dan menjadi OPRA.

Di LAPAN, wanita yang sudah menjadi peneliti selama lebih dari 30 tahun itu sempat menjabat beberapa posisi struktural, yaitu Kepala Seksi Pengembangan Pemanfaatan Data periode 1991-1992, Kepala Pusat Analisis dan Informasi Kedirgantaraan periode 2007-2011, dan Kepala Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan periode 2011-2013. Erna juga ikut menjadi salah satu penanggung jawab penyusunan naskah draf RPP Kegiatan Komersialisasi Keantariksaan 2020.

“Secara personal saya juga memiliki rasa ingin tahu terus-menerus, yang memang menandakan seseorang memiliki passion di bidang meneliti,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ibu empat orang anak ini juga menceritakan bahwa ketika anak ketiganya lahir belum sebulan, dirinya harus menyelesaikan laporan yang memiliki deadline. Saat itu dia harus memilih antara harus bertanggung jawab sebagai seorang peneliti atau menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu.

“Jadi ada saat seperti itu dan tidak mudah bagi saya. Akhirnya terpaksa harus membawa anak saya ke lapangan untuk menyelesaikan laporan, dan itu atas izin suami,” kata dia.

Mantan Sekretaris Utama LAPAN periode 2018-2020 itu juga mengaku bangga menjadi seorang perempuan dan ibu, terutama ketika melihat anak-anaknya tumbuh dari bayi, remaja, dewasa, hingga menempuh kariernya sendiri. “Itu menjadi sesuatu yang membanggakan bagi saya, jadi kebanggaan itu tidak selalu dari capaian pekerjaan dan jabatan, tapi dari hal kecil seperti keluarga juga,” ujar Erna.

Baca:
Dua Skema Pendanaan BRIN untuk Dukung Aktivitas Riset di Indonesia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN: Butuh Jutaan Tahun Supaya Selat Muria Bisa Terbentuk Lagi

9 jam lalu

Foto udara permukiman warga terendam banjir di samping Sungai Wulan yang tanggulnya jebol di permukiman yang terendam banjir di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. Banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Peneliti BRIN: Butuh Jutaan Tahun Supaya Selat Muria Bisa Terbentuk Lagi

Peneliti BRIN menepis kemungkinan Selat Muria akan terbentuk lagi dalam waktu dekat.


Pakar Sawit IPB University Sampaikan Rekomendasi terkait Regulasi EUDR yang Mempersulit Ekspor 7 Komoditas

12 jam lalu

Shutterstock.
Pakar Sawit IPB University Sampaikan Rekomendasi terkait Regulasi EUDR yang Mempersulit Ekspor 7 Komoditas

Regulasi EUDR juga mempengaruhi penggunaan suplemen pakan ternak yang terbuat dari sawit.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

14 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

18 jam lalu

Satelit rakitan dalam negeri bernama LAPAN A2/LAPAN ORARI yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bogor, Jawa Barat, Kamis, 3 September 2015. Peluncurannya sendiri akan dilakukan di pusat antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India. Nantinya, satelit akan dibawa ke orbit dengan ditumpangkan pada roket India bersama satelit penelitian astronomi milik Organisasi Riset Antariksa India. [TEMPO/Subekti; SB2015090312] KOMUNIKA ONLINE
BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BRIN.


Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

19 jam lalu

Peta satelit wilayah sebaran banjir di pantai utara Jawa Tengah pada Maret 2024 dari Google Earth Engine yang dihubungkan dengan muncul kembalinya Selat Muria. Istimewa
Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

Selat Muria merupakan selat yang pernah ada, yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Muria.


Cegah Kepunahan, BRIN Meriset dan Mengkonservasi Anggrek Dendrobium capra J.J. Smith

20 jam lalu

Kondisi bunga anggrek yang ditanam di atap sebuah rumah di kawasan Matraman, Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022. Pemanfaatan atap rumah (rooftop) menjadi solusi untuk bercocok tanam di tengah minimnya lahan terbuka di Jakarta. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Cegah Kepunahan, BRIN Meriset dan Mengkonservasi Anggrek Dendrobium capra J.J. Smith

BRIN meriset dan mengkonservasi anggrek langka Dendrobium capra J.J. Smith yang ditetapkan sebagai spesies dengan status terancam punah.


IPB University Terima 3.546 Calon Mahasiswa Baru Jalur SNBP, 844 Pengguna KIP Kuliah

20 jam lalu

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
IPB University Terima 3.546 Calon Mahasiswa Baru Jalur SNBP, 844 Pengguna KIP Kuliah

IPB University terima 3.546 calon mahasiswa baru program sarjana melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).


Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

1 hari lalu

Tangkapan gambar presentasi soal Mitos La Ode Wuna millik Dosen Universitas Indonesia (UI), Geger Riyanto (Dok. Beranda BRIN)
Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

Dosen UI, melalui BRIN, mengangkat kajian mengenai mitos siluman setengah ular. Erat kaitannya dengan sejarah pergerakan masyarakat Sulawesi Tenggara.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Profesor ITS Kembangkan Cat Pengecoh Radar dari Pasir Erupsi Gunung Semeru

1 hari lalu

Sejumlah kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI Angkatan Laut (AL) 202i  di Dabo Singkep, Kepulauan Riau. TNI AL mengerahkan 33 kapal perang, 16 pesawat udara, 39 material tempur Korps Marinir, dan 4.300 prajurit dalam latihan tersebut. Foto : TNI
Profesor ITS Kembangkan Cat Pengecoh Radar dari Pasir Erupsi Gunung Semeru

Guru besar dari ITS membuat bahan pelapis antiradar untuk alat pertahanan. Terinspirasi dari armada asing yang mampir ke Indonesia tanpa terdeteksi.