"Belum lagi masalah perubahan iklim yang sedang kita hadapi sekarang, pada musim kemarau di Mentawai sudah kesulitan air,” ujarnya.
Selain menuntut pencabutan izin kebun Koperasi Minyak Atsiri, Koalisi Penyelamat Hutan Mentawai juga meminta Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat tidak memberikan rekomendasi izin-izin lainnya. Koalisi menengarai ada sejumlah izin baru sedang diajukan untuk mengeksploitasi hutan di Kepulauan Mentawai, tersebar di Pulau Siberut dan Sipora.
Direktur Yayasan Citra Mandiri Mentawai Rifai Lubis membenarkan kondisi kerusakan lingkungan di Kepulauan Mentawai sudah parah, sering banjir, dan kekeringan. "Kami akan terus mendesak hingga izin eksploitasi hutan seperti Koperasi Kinyak Atsiri ini dicabut, kembalikan hutan Mentawai kepada masyarakat adat,” katanya.
Rifai menyebutkan ketua Koperasi Minyak Atsiri adalah Edison Saleleubaja, bupati pertama dan dua periode Kabupaten Kepulauan Mentawai. Edison pernah dihukum 4 tahun penjara pada 2012 dalam kasus korupsi upah pungut Dana Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Mentawai yang merugikan negara Rp 1,5 miliar.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat Yoswardi yang menerima pengunjuk rasa mengatakan menerima semua masukan yang disampaikan koalisi. Dia meminta waktu untuk mempelajarinya. “Saya perlu waktu untuk mengambil keputusan, baik itu pembatalan izin atau lainnya, karena saya juga perwakilan dari pemerintah, dari Menteri LHK,” katanya.
Untuk izin pemanfaatan hutan yang dikantongi Koperasi Minyak Atsiri, Yoswardi mengatakan sebelumnya sudah mendapat rekomendasi dari Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabagalet. “Karena di lokasi untuk kebun itu ada hutannya, karena itu izin pemanfaatan hasil hutan dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan Sumatera Barat, sesuai dengan Undang-Undang Cipta Kerja yang baru,” kata Yoswardi.
Tentang izin eksploitasi hutan Mentawai lainnya, Yoswardi mengaku hingga saat ini belum menerima pengajuan izin baru terkait dengan hutan di Kepulauan Mentawai.
Aksi demontrasi yang mendapat dikawal ketat oleh polisi tersebut juga diwarnai dengan atraksi melakukan praktik menato tubuh budaya tradisional Mentawai oleh mahasiswa asal Mentawai. Mahasiswa yang ahli menato merajah tubuh seorang mahasiswa lainnya di bagian kaki.