TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, menyebutkan bahwa kasus Covid-19 varian Omicron sudah ada delapan di Indonesia. Hal itu berdasarkan data di website GISAID Initiative—organisasi nirlaba internasional yang mempelajari genetika virus.
“Pagi ini GISAID menuliskan bahwa di Indonesia ada delapan kasus Omicron,” ujar dia melalui pesan WhatsApp pada Kamis, 23 Desember 2021.
Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu mengatakan pemeriksaan sudah dilakukan di Wisma Atlet Kemayoran, tempat di mana kasus pertama Omicron ditemukan. Namun, menurutnya, akan lebih baik juga jika disajikan data jumlah pemeriksaan S-gene Target Failure (SGTF) yang sudah dilakukan.
Pemeriksaan SGTF ini dilaporkan mampu mengidentifikasi sejumlah kasus probable varian Omicron. “Termasuk data genome sequencing yang dilakukan perlu disajikan karena dengan data hasil surveilans intensif yang dilakukan maka akan bisa dijelaskan bagaimana kemungkinan penyebaran Omicron yang ada," tambahnya.
Sebelumnya hingga 20 Desember, hanya tiga kasus infeksi varian dengan kode B.1.1.529 itu. Kasus pertama dikonfirmasi Kementerian Kesehatan pada 16 Desember yang terjadi pada pekerja kebersihan di Wisma Atlet Kemayoran.
Kasus kedua dikonfirmasi keesokan harinya yang terjadi pada seorang yang pulang dari sebuah acara di London, Inggris, ke Jakarta. Dalam perjalanan orang ini transit di Doha, Qatar. Kasus ketiga juga dikonfirmasi pada waktu yang sama dengan kasus kedua yang terjadi pada orang yang ke Jakarta dari Amerika Serikat.
Pada Selasa, 21 Desember, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pelacakan sudah dilakukan terhadap 250 kontak erat. "Dari pelacakan tersebut ditemukan 10 orang positif Covid-19, sedang di periksa whole genome sequencing (untuk mengetahui tertular varian Omicron atau tidak)," ujar Nadia, Selasa.
Nadia sebelumnya membeberkan strategi penelusuran kontak atau tracing dilakukan dengan mengambil sampel sejumlah penumpang dalam transportasi yang sama dan dalam hal ini pesawat. Karena, kata dia, tiga kasus Omicron yang terdeteksi disebut merupakan imported case atau kasus yang masuk dari luar negeri.
"Tentunya selama perjalanan dilakukan tracing dengan siapa saja yang pada saat itu kontak pada saat perjalanan, dan biasanya itu adalah dua baris di depan dari yang positif tadi, dan dua baris di belakang," tutur Nadia.
Baca:
Ahli: Puncak Gelombang Omicron di Afrika Selatan Mulai Mereda
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.