Meskipun dipengaruhi oleh sistem penanggalan lain, namun nama-nama hari dari kalender Jawa punya istilah seperti pasaran Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon tetap dipertahankan untuk merangkap nama hari dari kalender Islam atau kalender Hijriah.
Jika kita melihat sekarang, dalam penanggalan kalender Jawa saat ini adalah hasil dari akulturasi sari sistem penanggalan Jawa dengan penanggalan Islam.
Pada masa kekuasaan Sultan Agung Hanyakrakusuma di Mataram Islam pada abad 17 Masehi, terdapat 3 kelender yang digunakan pada saat itu, yaitu Jawa atau Kabudhaan atau peredaran matahari, Hindu atau Saka berdasarkan peredaran matahari dan yang terakhir yaitu kalender Islam atau kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan.
Melihat dari hal tersebut, Sultan Agung menyeragamkan untuk menggunakan kalender Jawa. Kemudian pada 1633 Masehi atau 1555 Saka, Sultan Agung mengganti kalender Saka yang berdasarkan peredaran matahari dengan sistem penanggalan yang berbasis peredaran bulan.
ASMA AMIRAH
Baca : 5 Perbedaan Kalender Hijriah dan Kalender Masehi