TEMPO.CO, Jakarta - Istilah metaverse sempat menjadi perbincangan setelah Mark Zuckerber, pendiri Facebook, mengumumkan arah baru perusahaannya yang akan mengoptimalkan metaverse. Bill Gates, pendiri Microsoft, pun turut memprediksi teknologi baru ini di masa mendatang.
Menurut Gates, dalam tiga tahun mendatang, metaverse akan diminati banyak orang. Aktivitas manusia akan berpindah dari dunia nyata ke dunia fiksi. Pengalaman virtual yang didapatkan akan lebih terasa dan nampak sangat canggih.
"Dalam dua atau tiga tahun ke depan, saya memperkirakan sebagian besar pertemuan virtual akan beralih dari kamera 2D. Kisi-kisi gambar yang saya sebut model Hollywood Squares ke Metaverse, ruang 3D dengan avatar digital," kata dia seperti dikutip dari techradar.com.
Melansir dari wired.com, konsep metaverse awal mulanya diperkenalkan oleh Neal Stephenson pada 1992. Konsep ini merujuk pada dunia virtual persisten yang berkelanjutan, mencakup virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) yang menggabungkan aspek dunia fisik dan digital.
Dalam visi metaverse yang lebih luas, hal tersebut nanti dapat dioperasikan dan memungkinkan manusia untuk membawa barang-barang virtual seperti pakaian atau mobil dari satu platform ke platform lainnya.
Selain itu, metaverse juga akan memudahkan manusia melakukan kegiatan-kegiatan tertentu seperti pergi ke konser virtual, melakukan perjalanan online, membuat atau melihat karya seni, dan menjadi game-changer untuk sistem shift kerja dari rumah atau work from home.
Dilansir dari about.fb.com, sejauh ini sudah ada dua konsep metaverse yang telah dikembangkan. Pertama, yang memungkinkan untuk membangun lingkungan dari 0 seperti Cryptocurrency dan NFT.
Kedua, yang lebih umum digunakan dan sering ditemukan dalam game seperti Game Animal Crossing serta Fortnite.
Kehadiran metaverse ini tidak akan menggantikan internet karena keduanya saling berhubungan satu sama lain.
PRIMANDA ANDI AKBAR
Baca juga: Mengenal Metaverse, Dunia Virtual dalam Imajinasi Mark Zuckerberg