Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Identifikasi Antibodi yang Dapat Menetralkan Varian Omicron

image-gnews
Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tim ilmuwan internasional telah mengidentifikasi antibodi yang menetralkan Omicron dan varian SARS-CoV-2 lainnya. Profesor Biokimia dari University of Washington School of Medicine, David Veesler, yang merupakan pemimpin studi menerangkan, antibodi itu menargetkan area protein spike virus yang pada dasarnya tetap tidak berubah saat virus bermutasi.

Menurut Veesler, temuannya bisa dimanfaatkan untuk merancang vaksin dan perawatan antibodi yang akan efektif terhadap tidak hanya varian omicron tetapi varian lain yang mungkin muncul di masa depan. “Temuan ini fokus pada antibodi yang menargetkan situs yang terkonservasi pada protein spike, dan memberi tahu kita ada cara untuk mengatasi evolusi berkelanjutan virus,” ujar dia pada Senin, 27 Desember 2021.

Varian omicron memiliki 37 mutasi pada protein spike, yang digunakan untuk menempel dan menyerang sel—jumlah mutasi yang luar biasa tinggi. Diperkirakan bahwa perubahan ini menjelaskan sebagian mengapa varian itu dapat menyebar begitu cepat, menginfeksi orang yang sudah divaksinasi dan menginfeksi kembali mereka yang sebelumnya terinfeksi. 

"Pertanyaan utama yang kami coba jawab adalah, bagaimana konstelasi mutasi pada protein spike varian Omicron mempengaruhi kemampuannya untuk mengikat sel dan menghindari respons antibodi sistem kekebalan," kata Veesler. 

Veesler memimpin proyek penelitian bersama dengan Davide Corti dari Humabs Biomed SA, Vir Biotechnology, di Swiss. Temuan penelitian ini dipublikasikan pada 23 Desember di jurnal Nature. Penulis utama penelitian ini adalah Elisabetta Cameroni dan Christian Saliba (Humabs), John E. Bowen (University of Washington Biochesmistry) dan Laura Rosen (Vir). 

Veesler dan rekan-rekannya berspekulasi, sejumlah besar mutasi Omicron mungkin terakumulasi selama infeksi berkepanjangan pada seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah atau oleh virus yang melompat dari manusia ke spesies hewan dan kembali lagi. 

Untuk menilai efek dari mutasi ini, para peneliti merekayasa virus non-replikasi yang dinonaktifkan, disebut pseudovirus, untuk menghasilkan protein spike di permukaannya, seperti yang dilakukan virus corona. Mereka kemudian menciptakan pseudovirus yang memiliki protein spike dengan mutasi Omicron dan yang ditemukan pada varian paling awal.

Mereka melihat seberapa baik versi berbeda dari protein spike mampu mengikat protein pada permukaan sel, yang digunakan virus untuk menempel dan memasuki sel. Protein ini disebut reseptor angiotensin converting enzyme-2 (ACE2). Mereka menemukan bahwa protein spike Omicron mampu mengikat 2,4 kali lebih baik daripada protein spike yang ditemukan pada virus yang diisolasi pada awal pandemi. 

"Itu bukan peningkatan besar, tapi dalam wabah SARS pada 2002-2003, mutasi pada protein spike yang meningkatkan afinitas dikaitkan dengan transmisibilitas dan infektivitas yang lebih tinggi,” tutur Veesler sambil menambahkan bahwa timnya juga menemukan Omicron mampu mengikat reseptor ACE2 tikus secara efisien, menunjukkan Omicron mungkin bisa menular antara manusia dan mamalia lainnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para peneliti kemudian melihat seberapa baik antibodi terhadap isolat virus sebelumnya melindungi terhadap Omicron. Mereka melakukan ini dengan menggunakan antibodi dari pasien yang sebelumnya telah terinfeksi dengan versi virus sebelumnya, divaksinasi terhadap jenis virus sebelumnya, atau telah terinfeksi dan kemudian divaksinasi. 

Mereka menemukan bahwa antibodi dari orang-orang yang telah terinfeksi oleh jenis sebelumnya dan dari mereka yang telah menerima salah satu dari enam vaksin yang paling banyak digunakan saat ini, semuanya telah mengurangi kemampuan untuk memblokir infeksi. 

Antibodi dari orang yang sebelumnya telah terinfeksi dan mereka yang telah menerima vaksin Sputnik V atau Sinopharm serta dosis tunggal Johnson & Johnson memiliki sedikit atau tidak ada kemampuan untuk memblokir—atau menetralkan—masuknya Omicron ke dalam sel. Antibodi dari orang yang telah menerima dua dosis vaksin Moderna, Pfizer, dan AstraZeneca mempertahankan beberapa aktivitas penetral, meskipun berkurang 20 hingga 40 kali lipat, jauh lebih banyak daripada varian lainnya. 

MEDICAL XPRESS | PYS | NATURE

Baca:
Kasus Omicron di Indonesia, Begini Dokter dan Ahli Bicara Gejala yang Ada

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

38 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

44 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.


Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Sejumlah civitas akademika dan guru besar dari berbagai fakultas UGM membacakan Petisi Bulaksumur menyesalkan berbagai penyimpangan pemerintahan Jokowi, di Balairung UGM, Yogyakarta, Rab, 31 Januari 2024. EIBEN HEIZER/TEMPO
Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?


Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Ilustrasi asteroid. youtube.com
Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.


Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Ilustrasi Covid-19.
Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO


Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Hasil sinar-X dan penelitian yang dilakukan oleh Institute of Legal Medicine of Peru terhadap 'mumi alien' yang menyimpulkan bahwa itu adalah boneka yang terbuat dari tulang binatang dipajang di Lima, Peru, 12 Januari 2024. REUTERS/Sebastian Castaneda
Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.


Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Rekonstruksi spesies dinosaurus yang baru diidentifikasi Tyrannosaurus mcraeensis, berdasarkan sebagian fosil tengkorak yang dikumpulkan di New Mexico, AS Sergei Krasinski/Handout via REUTERS
Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.


Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Pemandangan danau Tefe di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu panas dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, 1 Oktober 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.


Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

9 Januari 2024

Ilustrasi tes usap atau swab antigen Covid-19. ANTARA/M Risyal Hidayat
Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

Dokter mengatakan perlu memperhatikan gejala varian baru COVID-19 subvarian Omicron pada orang yang lebih tua meski terlihat seperti gejala flu biasa.