TEMPO.CO, Yogyakarta - Laman situs yang berfokus pada kegunungapian, www.volcanodiscovery.com melaporkan prediksi pegiat Volcano Discovery Indonesia bahwa kubah lava besar yang tumbuh aktif di barat daya Gunung Merapi menimbulkan risiko tinggi keruntuhan mendadak.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan pihaknya bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan pengambilan gambar setiap saat dan menganalisis morfologi secara menerus.
“Baik kubah lava yang baru (kubah barat daya dan tengah) serta lava-lava lama yang ada di sekitar kubah-kubah baru tersebut,” kata Hanik, Kamis, 30 Desember 2021.
Selain morfologi, lanjut Hanik, pihaknya juga terus menghitung volume kubah. “Sampai saat ini kubah-kubah yang ada tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan,” kata dia.
Volume kubah barat daya per 24 Desember 2021 sebesar 1,65 juta meter kubik. Volume tersebut untuk Gunung Merapi bukan volume yang besar. “Ini masih wajarnya kubah Merapi,” kata dia.
Hanik juga membeberkan hasil analisis kubah lava sudah rutin disampaikan ke stakeholder dan masyarakat termasuk dalam laporan aktivitas mingguan.
“Termasuk rekomendasi bahaya yang sudah ditetapkan sejak Januari 2021 berdasarkan skenario jika kubah tersebut runtuh,” kata dia.
Hanik mengungkap bahwa sampai saat ini tidak ada perubahan parameter yang signifikan dalam amatan aktivitas Gunung Merapi yang masih berstatus Siaga atau Level III.
“Walaupun demikian, tentunya kita tetap harus meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi Merapi,” kata Hanik.
Menjawab soal potensi adanya keruntuhan mendadak dari kubah barat daya itu, Hanik mengatakan potensi bahaya saat ini tetap berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah sungai Woro dan sejauh 5 kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. “Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak,” kata dia.
Baca:
Diguyur Hujan, Gunung Merapi 3 Kali Semburkan Awan Panas Kurang dari Sejam
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.