Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menilik Kaitan Zodiak dan Astrologi

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Astrologi1
Astrologi1
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lingkar yang berpusat di garis edar semu matahari dalam siklus tahunan dibagi menjadi 12 tanda perbintangan atau zodiak. Adapun zodiak berkaitan dengan astrologi atau ilmu perbintangan. Bangsa Babilonia kuno memercayai di antara bintang dan benda-benda langit ada dewa yang mengatur kehidupan umat manusia di Bumi, seperti dikutip dari situs web Relatively Interesting.

Mereka mengaitkan fenomena yang terjadi di langit dengan kehidupan di Bumi. Pada masa itu, manusia menganggap, bahwa Bumi adalah pusat tata surya karena diamati oleh dewa-dewa di langit. Perkembangan pengetahuan itu pun mempengaruhi sistem penanggalan untuk kegiatan bercocok tanam. Periode musim tanam pun merujuk rasi bintang.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menjelaskan, bahwa para ahli astrologi menggambarkan garis lurus yang ditarik dari Bumi melalui matahari menuju luar angkasa letak bintang, sebagaimana dikutip dari Time. Bangsa Babilonia kuno membayangkan Bumi mengikuti orbit mengelilingi matahari.

Garis imajiner itu akan berputar dan melewati berbagai bintang yang berbeda sepanjang satu kali perjalanan selama setahun mengitari matahari. Semua bintang yang letaknya berdekatan dengan piringan datar imajiner yang dilewati oleh garis semu. Pandangan itu pula muasal zodiak.

Supaya mudah diingat, kemudian diberi lambang. Mengutip Britannica, sebagian rasi bintang yang dilalui lingkaran garis edar itu berbentuk menyerupai hewan. Bangsa Yunani kuno menyebutnya sebagai zodiakos kyklos yang berarti lingkaran binatang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada masa itu, astrologi dan astronomi tidak dibedakan. Hal itu karena objek kajian yang sama-sama mempelajari bintang dan benda-benda langit. Semenjak pengaruh pemikiran Galileo Galilei, astronomi menjadi disiplin ilmu tersendiri. Hal itu, karena metode dan tujuan dalam astronomi berbeda dengan astrologi.

Astronomi mempelajari bintang dan benda langit untuk mengenali lebih jelas mekanisme yang berlaku dalam alam semesta. Sedangkan astrologi, selain mempelajari bintang dan benda langit juga memberikan tafsiran untuk menghubungkan kehidupan manusia antara lain asmara dan karier. Sebab itulah, zodiak biasanya tercakup dalam horoskop atau ramalan kehidupan yang tak lepas dari astrologi.

NAUFAL RIDHWAN ALY 

Baca: 6 Zodiak Ini Lebih Suka Menyendiri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

16 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.


Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

22 hari lalu

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles
Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.


Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

22 hari lalu

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.


Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

23 hari lalu

Gambaran orbit elips komet 12P/Pons-Brooks yang akan melontarkan 'komet setan' itu mengelilingi matahari pada 2024. Foto: SpaceReference.org
Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.


Gratis 60 Link Twibbon Imlek, Begini Cara Download dan Upload Gong Xi Fa Cai di Tahun Naga Kayu

9 Februari 2024

Ilustrasi imlek. Shutterstock
Gratis 60 Link Twibbon Imlek, Begini Cara Download dan Upload Gong Xi Fa Cai di Tahun Naga Kayu

Imlek dapat dirayakan dengan memasang twibbon, lalu membagikannya di media sosial pribadi. terdapat 60 twibbon Imlek yang dapat dipilih.


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Tahun Baru Imlek 2024, PBB Terbitkan Prangko Khusus Seri Naga

17 Januari 2024

Gambar yang dirilis oleh Badan Pos PBB (UNPA) pada 16 Januari 2024 ini menunjukkan lembaran prangko Tahun Naga. (UNPA/HO via Xinhua)
Tahun Baru Imlek 2024, PBB Terbitkan Prangko Khusus Seri Naga

Badan Pos Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNPA) akan menerbitkan prangko khusus seri Naga untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2024.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.