TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam, mengungkap proyeksinya tentang masalah kesehatan tahun ini. Menurutnya, secara umum, permasalahan di Indonesia masih akan didominasi seputar pandemi Covid-19 dengan variannya yang terbaru, Omicron.
Belajar dari pengalaman penanganan pandemi Covid-19 yang sudah dilakukan, kata Ari, ternyata ketahanan kesehatan Indonesia memang sangat lemah. Mulai dari keterbatasan big data, bahan baku obat, reagen dan alat kesehatan yang sebagian besar impor, termasuk kekurangan sumber daya manusianya.
“Kekurangan dokter di daerah karena distribusi dokter umum, serta spesialis dan subspesialis yang tidak merata,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Minggu, 2 Januari 2022.
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam itu juga menekankan, Covid-19 varian Omicron yang melanda dunia akhir 2021 akan menjadi permasalahan tahun ini. Penyebaran Omicron diprediksi akan semakin buruk, mengingat kasus impor sudah meluas ke berbagai negara.
Bahkan di beberapa negara, Omicron sudah mendominasi kasus baru yang muncul. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan terbaru mengumumkan penambahan lagi jumlah kasusnya menjadi 138, dan dua di antaranya disebutkan transmisi lokal, per Minggu 2 Januari 2022.
“Memang Omicron ini gejalanya ringan, tapi ternyata di beberapa negara maju misalnya Amerika Serikat dan Inggris sudah melaporkan adanya kematian, karena varian itu,” kata Ari.
Berkaca kepada pengalaman gelombang kedua Covid-19 di Indonesia pada Juni-Juli 2021, Ari menyarankan agar berbagai transformasi kesehatan harus dipercepat. Tujuannya, bisa lebih siap dalam menghadapi dampak terburuk terjadinya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia karena Omicron.
Selain itu, Ari menerangkan bahwa riset inovasi dengan melibatkan industri dari awal memang harus didukung, serta tentu dengan pendanaan yang cukup besar dan konsisten multi-tahun. “Agar produk riset inovasi ini bisa benar-benar dihilirisasi.”
Mikrograf elektron dari jaringan bronkus manusia yang terinfeksi SARS-CoV-2 varian Omicron. Panah merah menunjuk partikel-partikel virus corona tersebut. dok. LKS Faculty of Medicine at The University of Hong Kong (HKUMed)
Vaksin Merah Putih juga harus terus di dukung agar sesuai dengan peta jalan yang telah dibuat, dan diharapkan sudah menjalani uji klinis pada pertengahan 2022. “Sehingga pada akhir 2022, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksin produksi dalam negeri,” ujar Ari yang juga merupakan dokter spesialis gastroenterologi dan hepatologi itu.
Ari menyertakan catatan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tidak menganggap remeh keberadaan varian Omicron karena dampak penularannya yang cepat. Sehingga, Ari berujar, wajar jika memberikan perhatian penuh terhadap varian tersebut di Indonesia.
“Karena hampir sebulan setelah pertama kali dilaporkan, sudah 78 negara yang menyampaikan keberadaan Omicron melalui platform GISAID,” tutur Ari sambil menambahkan, dan ini lebih cepat dari penyebaran Delta.
Baca juga:
Studi Ini Ungkap Sebab Covid-19 Varian Omicron Lebih Mudah Menyebar
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.