Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Proyeksi Kesehatan 2022, Dekan FKUI: Penyebaran Omicron Memburuk

image-gnews
Suasana RSDC Wisma Atlet Kemayoran setelah ditemukannya kasus Covid-19 varian Omicron, di Jakarta, Jumat, 17 Desember 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Suasana RSDC Wisma Atlet Kemayoran setelah ditemukannya kasus Covid-19 varian Omicron, di Jakarta, Jumat, 17 Desember 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam, mengungkap proyeksinya tentang masalah kesehatan tahun ini. Menurutnya, secara umum, permasalahan di Indonesia masih akan didominasi seputar pandemi Covid-19 dengan variannya yang terbaru, Omicron.

Belajar dari pengalaman penanganan pandemi Covid-19 yang sudah dilakukan, kata Ari, ternyata ketahanan kesehatan Indonesia memang sangat lemah. Mulai dari keterbatasan big data, bahan baku obat, reagen dan alat kesehatan yang sebagian besar impor, termasuk kekurangan sumber daya manusianya.

“Kekurangan dokter di daerah karena distribusi dokter umum, serta spesialis dan subspesialis yang tidak merata,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Minggu, 2 Januari 2022.

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam itu juga menekankan, Covid-19 varian Omicron yang melanda dunia akhir 2021 akan menjadi permasalahan tahun ini. Penyebaran Omicron diprediksi akan semakin buruk, mengingat kasus impor sudah meluas ke berbagai negara.

Bahkan di beberapa negara, Omicron sudah mendominasi kasus baru yang muncul. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan terbaru mengumumkan penambahan lagi jumlah kasusnya menjadi 138, dan dua di antaranya disebutkan transmisi lokal, per Minggu 2 Januari 2022.

“Memang Omicron ini gejalanya ringan, tapi ternyata di beberapa negara maju misalnya Amerika Serikat dan Inggris sudah melaporkan adanya kematian, karena varian itu,” kata Ari.

Berkaca kepada pengalaman gelombang kedua Covid-19 di Indonesia pada Juni-Juli 2021, Ari menyarankan agar berbagai transformasi kesehatan harus dipercepat. Tujuannya, bisa lebih siap dalam menghadapi dampak terburuk terjadinya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia karena Omicron.

Selain itu, Ari menerangkan bahwa riset inovasi dengan melibatkan industri dari awal memang harus didukung, serta tentu dengan pendanaan yang cukup besar dan konsisten multi-tahun. “Agar produk riset inovasi ini bisa benar-benar dihilirisasi.”

Mikrograf elektron dari jaringan bronkus manusia yang terinfeksi SARS-CoV-2 varian Omicron. Panah merah menunjuk partikel-partikel virus corona tersebut. dok. LKS Faculty of Medicine at The University of Hong Kong (HKUMed)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Vaksin Merah Putih juga harus terus di dukung agar sesuai dengan peta jalan yang telah dibuat, dan diharapkan sudah menjalani uji klinis pada pertengahan 2022. “Sehingga pada akhir 2022, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksin produksi dalam negeri,” ujar Ari yang juga merupakan dokter spesialis gastroenterologi dan hepatologi itu.

Ari menyertakan catatan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tidak menganggap remeh keberadaan varian Omicron karena dampak penularannya yang cepat. Sehingga, Ari berujar, wajar jika memberikan perhatian penuh terhadap varian tersebut di Indonesia.

“Karena hampir sebulan setelah pertama kali dilaporkan, sudah 78 negara yang menyampaikan keberadaan Omicron melalui platform GISAID,” tutur Ari sambil menambahkan, dan ini lebih cepat dari penyebaran Delta.

Baca juga:
Studi Ini Ungkap Sebab Covid-19 Varian Omicron Lebih Mudah Menyebar


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

2 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

8 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

12 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

12 hari lalu

Sebagai pengguna commuter line, Anda perlu mengetahui rute KRL Jabodetabek 2024 terbaru. Berikut ini rute terbaru dan harga tiketnya. Foto: Canva
KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

12 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

14 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

16 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza


CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

23 hari lalu

CEO Boeing Dave Calhoun. Foto : Boeing
CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

CEO Boeing Dave Calhoun memutuskan mengundurkan diri pada akhir tahun ini. Apa alasannya?


Pakar Penyakit Dalam FKUI: Ginjal Bisa Terganggu Etilen Glikol hingga Kebanyakan Makan Jengkol

24 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Pakar Penyakit Dalam FKUI: Ginjal Bisa Terganggu Etilen Glikol hingga Kebanyakan Makan Jengkol

Sebagian besar penyakit ginjal dapat dicegah dan diobati apabila ditemukan lebih awal.


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

31 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.