TEMPO.CO, Jakarta - Bayangkan ini: Satu tim pasukan khusus Israel berhasil menyusup dan membuat pos di lereng berbatu di daerah musuhnya. Misi tim itu memantau rencana serangan dari kamp yang ada di kaki lereng. Tim akan menarget pemimpin di kamp itu begitu bukti persiapan serangan benar-benar nyata.
Tim pasukan operasi khusus itu menggunakan tutupan material kamuflase yang tidak hanya serupa dengan warna bebatuan di lereng, tapi juga menyembunyikan panas tubuh mereka dari sensor penglihatan malam. Mereka menjadi mampu bergerak tanpa mudah terdeteksi siang-malam.
Skenario kamuflase itu mungkin diterapkan berkat material baru, Kit 300, yang dikembangkan kontraktor pertahanan Israel, Polaris Solutions. Berupa lembaran berlapis material khusus yang mampu mengeblok panas tubuh penggunanya, Kit 300 mampu menyembunyikan visual termal oleh sensor-sensor goggle night-vision.
Menurut Gal Harari, Direktur Riset dan Pengembangan Pertahanan di Kementerian Pertahanan Israel, Kit 300 adalah satu di antara sedikit investasi yang dilakukan di bidang kamuflase infanteri selama ini. “Lebih banyak investasi yang dilakukan untuk sistem night-vision,” katanya.
Perangkat night-vision pertama Amerika, M3 Infrared, debut di hari-hari terakhir Perang Dunia II. Model perangkat awalnya dipasangkan dengan sinar inframerah dan membutuhkan image amplifier untuk bisa melihat apa yang tidak kentara oleh mata telanjang. Belakangan amplifier bisa ditinggalkan.
Pada 1980-an, citra suhu (thermal imager) menandai revolusi dalam kemampuan tempur malam. Dengan mendeteksi gradasi panas yang ada di medan pandangnya, thermal imager mampu memperlihatkan penampakan seseorang sesuai panas yang diradiasikan tubuhnya. Bagian tangan dan wajah adalah di antara bagian tubuh yang tampak paling terang.
Sebuah tank dalam sebuah pertempuran malam juga bisa terlihat jelas lewat panas panel mesinnya.
Sepanjang 1990-an, beberapa negara menikmati keunggulan teknologi ini. Tapi, seiring perkembangan teknologi di dunia, thermal imager pun semakin mudah didapat—termasuk oleh kelompok-kelompok yang dicap sebagai teroris.
Setelah perang 2006 dengan gerilyawan Hizbullah, misalnya, pasukan Israel komplain kalau goggle night-vision yang dijual Inggris dan Italia kepada Iran, untuk menangkal penyelundupan obat-obatan terlarang, jatuh juga ke tangan kepemilikan kelmpok-kelompok yang memeranginya. Pada 2017, Iran dilaporkan mulai membuat sendiri perangkat thermal imager untuk kebutuhan militernya.
Pada 2018, perwira senior di kepolisian Afganistan mengatakan goggle dengan thermal imager termasuk peralatan tempur yang disuplai Rusia kepada Taliban.
Dengan begitu, alat kamuflase Kit 300 diharap bisa membuat pasukan NATO dan sekutunya meraih kembali superioritasnya dalam perang malam. Tapi, Polaris masih pelit bicara lebih detail terkait produknya itu, selain bahwa perangkat terdiri dari serat mikro, logam, dan polimer.
Material mirip lembaran tipis itu juga bisa digunakan sebagai kamuflase menyerupai batuan besar. Lembarannya juga cukup untuk menyembunyikan kendaraan hingga sebesar Hummer. “Pengamatan dengan teropong dari jarak jauh tak akan mampu mengenali pasukan ini,” kata Harari.
Seukuran luas tempat tidur ukuran twin, Kit 300 memiliki bobot sekitar setengah kilogram dan bisa digulung. Materialnya cukup kuat untuk digunakan menandu serdadu yang terluka. Plus, lembaran dilaporkan teah teruji anti-air dan panas.
POPULAR MECHANICS, POLARIS SOLUTIONS
Baca juga:
Apple Rilis Update iOS 14.8 Khusus Tangkal Spyware Pegasus Israel
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.