TEMPO.CO, Yogyakarta - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mulai melakukan riset untuk mendukung proyek pengembangan kereta hybrid PT Industri Kereta Api (INKA). Hal ini dilakukan setelah tim dosen Pogram Studi Teknik Elektro UMY mendapat dana riset inovatif produktif invitasi dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
"Setelah berdiskusi mengenai apa yang dibutuhkan oleh PT INKA, kami diminta untuk menciptakan sebuah alat charger baterai untuk kereta hybrid," kata ketua tim penelitian UMY, Ramadoni Syahputra, Minggu 9 Januari 2022.
PT INKA, Ramadoni mengungkapkan, berencana mengembangkan kereta menggunakan tenaga gabungan diesel dan listrik. Ini dinilai inovasi yang bagus, karena saat ini kereta listrik hanya digunakan untuk perjalanan jarak pendek. Sedangkan tenaga diesel untuk perjalanan jarak jauh.
"Solar sebagai bahan bakar kereta bertenaga diesel bisa habis jika dipakai terus menerus dan hasil pembakaran solar juga bisa mencemari udara sehingga rencana kereta hybrid ini penting," kata dia.
Ramadoni mengatakan bahwa dalam proses pembuatan satu kereta diesel, PT INKA membutuhkan waktu satu tahun. Dengan permintaan produksi kereta yang tinggi tentu hal ini tidak efektif.
Ilustrasi kereta cepat. dok.PT INKA
"UMY kebagian untuk riset produksi charger baterai kereta hybrid yang mana hal ini digunakan untuk sistem kontrol dan alat kelistrikan yang ada di kereta," katanya.
Tim beranggotakan Kunnu Purwanto dan Muhamad Yusvin Mustar, seluruhnya dosen Teknik Elektro UMY. Mereka sebelumnya telah berusaha mengajukan proposal riset yang berfokus pada pembuatan produk kereta api sejak 2016.
Baca juga:
Kekerasan Seksual di Kampus, UMY Pecat Mahasiswa Aktivis BEM
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.