Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pertama Kali, Ilmuwan Menyaksikan Proses Bintang Meledak

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi bintang super raksasa merah yang bertransisi menjadi supernova Tipe II. (Observatorium W. M. Keck/Adam Makarenko)
Ilustrasi bintang super raksasa merah yang bertransisi menjadi supernova Tipe II. (Observatorium W. M. Keck/Adam Makarenko)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para astronom telah menyaksikan bintang raksasa meledak dalam supernova yang berapi-api untuk pertama kalinya. Tontonan itu bahkan lebih eksplosif daripada yang diantisipasi para peneliti.

Para ilmuwan mulai mengamati bintang itu – raksasa merah bernama SN 2020tlf dan terletak sekitar 120 juta tahun cahaya dari Bumi – lebih dari 100 hari sebelum keruntuhannya yang terakhir dan dahsyat, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan 6 Januari di Astrophysical Journal.

Selama itu, para peneliti melihat bintang meletus dengan kilatan cahaya terang saat gumpalan besar gas meledak keluar dari permukaan bintang.

Kembang api pra-supernova ini datang sebagai kejutan besar, karena pengamatan sebelumnya tentang super raksasa merah yang akan meledakkan puncaknya tidak menunjukkan jejak emisi kekerasan, kata para peneliti.

"Ini adalah terobosan dalam pemahaman kami tentang apa yang dilakukan bintang masif beberapa saat sebelum mereka mati," kata penulis utama studi Wynn Jacobson-Galán, seorang peneliti di University of California, Berkeley dalam sebuah pernyataan yang dikutip Live Science, Selasa, 11 Januari 2022. "Untuk pertama kalinya, kami menyaksikan bintang super raksasa merah meledak!"

Super raksasa merah adalah bintang terbesar di alam semesta dalam hal volume, berukuran ratusan atau terkadang lebih dari seribu kali radius matahari. Meskipun mungkin besar, super raksasa merah bukanlah bintang paling terang atau paling masif.

Seperti matahari kita, bintang-bintang masif ini menghasilkan energi melalui fusi nuklir unsur-unsur di intinya. Tetapi karena ukurannya yang sangat besar, raksasa merah ini dapat membentuk elemen yang jauh lebih berat daripada hidrogen dan helium yang dibakar matahari kita.

Saat super raksasa membakar elemen yang lebih masif, intinya menjadi lebih panas dan lebih bertekanan. Pada akhirnya, pada saat mereka mulai menggabungkan besi dan nikel, bintang-bintang ini kehabisan energi, inti mereka runtuh dan mereka mengeluarkan atmosfer luar yang mengandung gas ke luar angkasa dalam ledakan supernova tipe II yang dahsyat.

Para ilmuwan telah mengamati super raksasa merah sebelum mereka menjadi supernova, dan mereka telah mempelajari akibat dari ledakan kosmik ini. Namun, mereka belum pernah melihat keseluruhan proses itu terjadi secara real time sampai sekarang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penulis studi baru mulai mengamati SN 2020tlf pada musim panas 2020, ketika bintang berkedip dengan kilatan radiasi terang yang kemudian ditafsirkan oleh tim sebagai ledakan gas dari permukaan bintang.

Menggunakan dua teleskop di Hawaii — teleskop Pan-STARRS1 Institut Astronomi Universitas Hawaii dan Observatorium W. M. Keck di Mauna Kea — para peneliti memantau bintang itu selama 130 hari. Akhirnya, di akhir periode itu, bintang itu meledak.

Tim melihat bukti awan gas padat yang mengelilingi bintang pada saat ledakannya. Kemungkinan gas yang sama dikeluarkan bintang itu selama bulan-bulan sebelumnya, kata para peneliti. Ini menunjukkan bahwa bintang tersebut mulai mengalami ledakan hebat sebelum intinya runtuh pada musim gugur 2020.

"Kami belum pernah mengkonfirmasi aktivitas kekerasan seperti itu di bintang super raksasa merah yang sekarat di mana kami melihatnya menghasilkan emisi bercahaya seperti itu, kemudian runtuh dan terbakar, sampai sekarang," ujar rekan penulis studi Raffaella Margutti, seorang ahli astrofisika di UC Berkeley, dalam penyataannya.

Pengamatan ini menunjukkan bahwa super raksasa merah mengalami perubahan signifikan dalam struktur internal mereka, menghasilkan ledakan gas yang kacau di bulan-bulan terakhir mereka sebelum runtuh, tim menyimpulkan.

LIVE SCIENCE

Baca:
Banyak Bintang Kecil di Langit, Mana yang Terkecil?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

12 hari lalu

Dinosaurus pemakan daging terkecil
Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.


Peneliti Vaksin Covid-19: Peneliti dengan Industri Harus Berkoneksi untuk Jawab Kebutuhan Masyarakat

19 hari lalu

Diskusi membahas penguatan diaspora dalam membangun jaringan inovasi global antara Indonesia dengan mitra internasional di Hotel Bidakara Jakarta. TEMPO/Annisa Febiola
Peneliti Vaksin Covid-19: Peneliti dengan Industri Harus Berkoneksi untuk Jawab Kebutuhan Masyarakat

Sekarang ini banyak peneliti membuat teknologi yang paling canggih di dalam laboratorium, tetapi ternyata tak memungkinkan untuk direalisasikan.


Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

20 hari lalu

Seekor echidna berjalan di tengah vegetasi di Pegunungan Cyclops, Papua, Indonesia 22 Juli 2023. Ekspedisi Cyclops/Handout via REUTERS
Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.


Demi Ketahanan Energi, BRIN Dorong Perkuatan Ekosistem Riset dan Inovasi

20 hari lalu

Tangkapan layar Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Haznan Abimanyu dalam webinar
Demi Ketahanan Energi, BRIN Dorong Perkuatan Ekosistem Riset dan Inovasi

Kebutuhan energi di Indonesia, terutama bahan bakar dan listrik, diprediksi akan terus meningkat seiring penambahan populasi dan perubahan gaya hidup.


Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

26 hari lalu

Bibit kerabat tembakau benth, Nicotiana benthamiana, tumbuh di simulasi tanah bulan di laboratorium Universitas Pertanian Tiongkok di Beijing, Tiongkok, dalam gambar selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 9 November 2023. Yitong Xia/Handout via REUTERS
Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

Ilmuwan menunjukkan cara mengubah tanah bulan menjadi subur untuk pertanian.


Ilmuwan Oxford Temukan Kembali Mamalia yang Lama Hilang di Pegunungan Indonesia

26 hari lalu

Seekor echidna berjalan di tengah vegetasi di Pegunungan Cyclops, Papua, Indonesia 22 Juli 2023. Ekspedisi Cyclops/Handout via REUTERS
Ilmuwan Oxford Temukan Kembali Mamalia yang Lama Hilang di Pegunungan Indonesia

Ilmuwan temukan mamalia yang telah lama hilang di pegunungan terpencil di Indonesia


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pembatasan Akses Peneliti X oleh Elon Musk, Wisuda Unpad

28 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pembatasan Akses Peneliti X oleh Elon Musk, Wisuda Unpad

Topik tentang peneliti media sosial telah mengubah penelitian tentang X akibat pembatasan akses menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Dosen Universitas Andalas Masuk Daftar Top 100 Ilmuwan di Indonesia versi AD Scientific Index 2024

29 hari lalu

Peneliti Universitas Andalas Dr. Eng Muhammad Makky, STP, MSi . Dok. Unand
Dosen Universitas Andalas Masuk Daftar Top 100 Ilmuwan di Indonesia versi AD Scientific Index 2024

Universitas Andalas terus mendorong para penelitinya agar terus giat melakukan publikasi dalam berbagai jurnal internasional melalui berbagai program.


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

29 hari lalu

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.


UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

30 hari lalu

Asep Saepudin Jahar. antaranews.com
UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

Forum ICONIST 2023 kumpulkan penelitia dalam dan luar negeri bahas relevansi agama menghadapi kecanggihan teknologi dan perubahan iklim.