TEMPO.CO, Palembang - Memanfaatkan barang-barang bekas tak terpakai, diikuti dengan hobi pada dunia kedirgantaraan, Yudi Pratama, berhasil membuat pesawat tanpa awak.
Yudi mengumpulkan limbah bengkel miliknya, seperti gabus bekas wadah ikan, aluminium, plastik mika, plastik fiber, sandal untuk roda, kawat serta besi. Kelak limbah itu ia rakit dan ditambahkan sejumlah material elektrik untuk dijadikan pesawat tanpa awak. Pesawat ini mempunyai jarak jelajah 3-7 km dengan ketinggian sampai 100 m dan kecepatan sampai 80 km/jam.
Berkat karyanya itu, pemuda 24 tahun dari Desa Kayuara, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir atau OKI ini berhasil meraih predikat terbaik satu dalam lomba inovator daerah Sumatra Selatan tahun 2021 kategori umum yang diadakan oleh Balitbangda Sumsel.
Pesawat tanpa awak buatan Tulung Selapan ini memiliki cara kerja mirip dengan drone. Akan tetapi Yudi mengklaim pesawat yang juga merupakan hasil modifikasi beberapa inovasi teknologi yang sudah ada tersebut, memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan drone.
Salah satu nilai plusnya, pesawat rakitannya dapat diterbangkan dengan 1 motor penggerak dan 1 baling-baling sementara drone lazimnya menggunakan beberapa motor penggerak dan empat baling-baling.
Pesawat ini diterbangkan dengan radio control yang dilengkapi dengan kamera, GPS, sensor untuk menentukan titik koordinat di mana pesawat ini berada. Sedangkan dari darat, pesawat bisa dipantau lewat ponsel atau layar komputer.
“Pesawat ini bisa terbang dengan glider untuk menghidupkan motor utama. Ketika sudah di ketinggian tertentu kita bisa matikan mesinnya dengan begitu pesawat akan melayang sendiri asalkan angin dalam keadaan tenang,” katanya.
Yudi menjelaskan pesawat buatannya memiliki panjang 150 cm, lebar bentang sayap 2 m, berat pesawat 1,2kg. Sedangkan penggerak pesawatnya berupa brushless atau dinamo penggerak XDW 35/36, 1200 kv, propeller atau baling-baling 3 blade 9640, baterai lipo 3s 2200 mAh, Esc 60 A, Servo 4,5 g full metal, trasmitter atau remote control Flaysky i6b.
“Jadi pesawat bisa melayang dengan durasi yang lebih lama dibandingkan dengan drone,” ujar alumni SMAN 1 Pampangan ini. Menurut Yudi, karyanya masih belum sempurna sehingga masih perlu melakukan sejumlah pembenahan. Karya yang hampir samah pernah juga dibuat oleh inovator lainnya baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Hanya saja dia menjamin karyanya akan lebih hemat biaya dengan daya jangkau lebih luas dan durasi terbang lebih lama.
Pesawat buatan Yudi ini sangat direkomendasikan untuk memantau kebakaran hutan dan lahan yang hampir tidak mungkin dijangkau oleh manusia karena di pesawat ini sudah ditanam alat yang bisa bisa menentukan titik koordinat api tersebut sehingga petugas bisa menentukan arah titik api berada. Selain itu, Yudi juga merekomendasikan untuk kepentingan pemotretan jarak jauh, pemetaan serta untuk kebutuhan olahraga kedirgantaraan.
Berbicara tentang biaya yang harus ia keluarkan, anggota Komunitas Aeromodeling Indonesia ini menjelaskan semuanya tergantung dengan spesifikasi dan peruntukan. Dia mencontohkan, untuk sekedar hobi, dana yang dibutuhkan cukup Rp 1 juta guna membeli perlengkapan elektrik, namun untuk keperluan riset, pemetaan, harganya bisa puluhan hingga ratusan juta rupiah. "Tergantung dengan jenis kamera, hardware-software yang dibutuhkan. "
Sementara itu Kepala Balitbangda Sumsel, Alamsyah, mengatakan pihaknya memberikan apresiasi tinggi atas peran para inovator, termasuk Yudi Pratama. Hajatan lomba inovator daerah ini telah berlangsung sejak 2012 dan sudah menelurkan puluhan bahkan ratusan inovasi baru yang layak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan pada dunia usaha.
Pada penyelenggaraan tahun 2021, Balitbangda Sumsel berhasil menghimpun lebih dari 800 proposal perorangan maupun kelompok. "Kami akan hubungan para inovator ini ke industri agar segera diimplementasikan," Katanya.
Baca:
Drone Taksi Frogs Indonesia Akan Hadir di Dubai Expo
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.