TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyatakan telah mendapat laporan kerusakan dampak gempa berkekuatan Magnitudo 6,0 di Kepulauan Talaud, Sabtu 22 Januari 2022. Gempa itu terjadi pada pukul 09.26 WIB, berpusat di laut, 39 kilometer arah tenggara Melonguane dan kedalamannya 12 kilometer.
Pemodelan oleh BMKG telah lebih dulu menyatakan gempa itu tak berpotensi menyebabkan tsunami. Kerusakan dikarenakan guncangan akibat gempa itu yang terukur hingga skala IV MMI. Itu setara getaran gempa siang yang dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Guncangan terkuat itu dirasakan di Melonguane, ibu kota Kepulauan Talaud. "Laporan dampak kerusakan di Desa Pangeran, Pulau Kabaruan," kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, lewat akun media sosial Twitter.
Dia menerangkan, gempa M6,0 itu merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku. Mekanismenya, naik (thrust fault) akibat adanya gaya kompressi/tekanan yang kuat. Tak sampai sejam setelahnya, BMKG mencatat adanya lima gempa susulan yang terjadi dengan magnitudo terbesar 3,7.
Adapun riwayat di lokasi yang sama, Kepulauan Talaud, menunjukkan gempa yang tergolong kuat telah beberapa kali terjadi. Di antaranya, Gempa M7,0 pada 21 Januari 2021 dan gempa M7,4 pada 11 Februari 2009.
Pernah juga terjadi gempa M7,0 pada 26 Mei 2003, gempa M7,6 pada 30 Januari 1969, dan gempa M7,7 pada 8 September 1966.
Baca juga:
Kandungan Logam Tanah Jarang di Tapanuli Utara Diselidiki Tahun Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.