TEMPO.CO, Yogyakarta - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) telah memeriksa 33 sampel pasien positif Covid-19 diduga varian Omicron yang dikirimkan dari berbagai daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Namun, sampel yang dicurigai sebagai bagian varian Omicron dan telah diperiksa dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS) itu ternyata gagal dikonversi oleh mesin pemeriksanya.
"Sederhananya begini, hasil pemeriksaan sampel itu sebenarnya sudah keluar dan bentuknya file Excel, tapi saat dikonversi jadi file PDF masih gagal," kata Ketua Kelompok Kerja Genetik FKKMK UGM Gunadi saat dihubungi Tempo, Senin, 24 Januari 2022.
Dengan data awal yang sudah berhasil didapatkan, jika tak bisa dikonversi akibatnya tidak bisa dibaca urutan sequencing genom virusnya. Jika genom tak bisa terbaca, maka tidak bisa dibaca pula mutasi atau variannya, apakah Omicron atau lainnya.
"Jadi alat atau mesinnya bukan rusak atau eror, karena hasil pemeriksaan itu sudah keluar. Kalau rusak kan tidak keluar hasilnya, dan kalau eror itu kan berhenti di tengah jalan prosesnya, ini juga tidak terjadi," kata Gunadi. "Jadi persoalannya hanya masalah extension datanya."
Gunadi menyatakan belum menyerah agar hasil konversi data sampel itu segera diperoleh. Caranya dengan pindah laboratorium dari semula dilakukan laboratorium Fakultas Kedokteran lalu pindah ke laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
"Besok (Selasa) kami akan coba konversi data sampel itu di laboratorium MIPA UGM, semoga sudah ada hasilnya," kata Gunadi.
Gunadi mengatakan meski proses konversi data sampel itu terhambat, UGM belum membutuhkan alat baru karena alat yang dimiliki UGM juga sudah sangat memadai. "Masih bisa menggunakan mesin baru di UGM, kapasitasnya lebih besar untuk pemeriksaan sampel," kata dia.
Gunadi mengatakan untuk pemeriksaan sampel dicurigai Omicron ini UGM mengerahkan alat mutakhir jenis Nextseq 550. Adapun Balai Besar Veteriner menggunakan jenis Miseq. "Kalau kebutuhan kami bukan di alat baru, tapi sokongan pembelian reagent," kata dia.
Sebanyak 33 sampel dicurigai Omicron yang diperiksa tim UGM ini berasal dari semua daerah di DIY kecuali Kabupaten Gunungkidul yang dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP).
Rencananya, jika hasil pemeriksaan genome sudah berhasil dikonversi, akan diserahkan UGM ke pemerintah dan diumumkan hasilnya ke masyarakat.
Baca:
PDPI Ungkap Gejala Pasien Omicron di Amerika dan Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.