TEMPO.CO, Jakarta - Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, mempunyai saran kepada admin yang menjalankan acara Zoom meeting. Hal ini dilakukan agar kasus zoombombing yang terjadi pada acara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tidak terulang lagi.
Pada saat presentasi Zoom dari BRIN pada hari Rabu, 26 Januari 2022, sempat muncul lambang swastika dari Nazi dan alat kelamin pria yang mengganggu jalannya acara. Plt. Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler (PR BM) Eijkman, Wien Kusharyoto, yang tengah melakukan presentasi terlihat bingung dan mempertanyakan asal gambar tersebut. Acara pun terhenti sesaat.
Alfons menyatakan admin Zoom yang baik sebaiknya mematikan fitur yang tidak diperlukan. Misalnya, pembatasan akses share screen atau seminar mode. Settingan awal untuk para peserta hanya bisa melihat dan tidak bisa mengambil alih layar.
Mengenai peserta zoom, Alfons mempertanyakan keabsahannya. "Peserta perlu dilacak, apakah benar undangan atau pengacau." Mungkin saja peserta mendapatkan undangan yang tidak dilindungi. Misalnya, meeting tanpa password. Namun, jika meeting memiliki password, mungkin password dibagikan secara ceroboh.
Berdasarkan pantauan Tempo, acara ini dipublikasikan pada instagram milik @brin_indonesia. Pada postingan terlihat bahwa acara disiarkan di youtube BRIN Indonesia dan zoom. Pada bagian zoom, meeting ID, password dan link memang tertera.
Baca:
Acara Zoom BRIN Disusupi Lambang Swastika dan Gambar Tak Senonoh
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.