Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Primata, Kehati Suarakan Keprihatinan Kondisi Primata di Indonesia

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Seekor Surili Jawa (Presbytis comata) di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, 18 September 2016. Surili Jawa hidup di Taman Nasional dan Konservasi , seperti Surili sering ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Halimun-Salak, Hutan Lindung Situ Lembang, Cagar Alam Kawah Kamojang, dan Cagar Alam Rawa Danau. ANTARA/Sigid Kurniawan
Seekor Surili Jawa (Presbytis comata) di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, 18 September 2016. Surili Jawa hidup di Taman Nasional dan Konservasi , seperti Surili sering ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Halimun-Salak, Hutan Lindung Situ Lembang, Cagar Alam Kawah Kamojang, dan Cagar Alam Rawa Danau. ANTARA/Sigid Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tanggal 30 Januari, masyarakat peduli lingkungan memperingati Hari Primata Indonesia. Semodel dengan kebanyakan hari peringatan spesies dan lingkungan lainnya, Yayasan Kehati mengatakan peringatan Hari Primata Indonesia dilatarbelakangi dengan keprihatinan terhadap kondisi primata di Indonesia.

Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan Kehati Rika Anggraini mengatakan selain perlindungan terhadap individu dan spesies, edukasi untuk menumbuhkan kepedulian terhadap primata harus terus dibangun, terutama kepada masyarakat yang tinggal di dekat habitat mereka.

"Masyarakat harus diberikan pemahaman bahwa banyak keuntungan yang didapat, jika hidup selaras dengan hutan dan satwa yang tinggal di dalamnya, termasuk primata,” ujar Rika, dalam keterangannya, Ahad, 30 Januari 2022.

Hari Primata Indonesia tercetus atas keprihatinan maraknya perdagangan ilegal primata Indonesia. Catatan ProFauna menyebutkan bahwa perdagangan primata di Indonesia cukup tinggi. Lebih dari 95 persen primata yang diperdagangkan di Indonesia adalah hasil tangkapan dari alam.

Fakta tersebut jelas mengkhawatirkan keberlangsungan hidup primata di Indonesia. Sudah menjadi fakta bahwa menurunnya populasi primata di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor. Selain perdagangan ilegal, penyebab lainnya adalah rusaknya habitat akibat bencana alam, alih fungsi lahan, perburuan liar, dan lain-lain. Belum lagi contoh fakta bahwa 78 persen sebaran populasi orang utan berada di luar wilayah konservasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rika menambahkan bahwa istilah tak kenal maka tak sayang juga berlaku pada pelestarian satwa di Indonesia. Banyak primata yang merupakan satwa endemik alias hanya terdapat di Indonesia. Saat ini diketahui 59 spesies dari 11 genus satwa primata mendiami berbagai tipe habitat alaminya (Roos et al. 2014). Jumlah tersebut termasuk jenis primata yang dilindungi dan endemik. Indonesia memiliki 12 persen dari total satwa di dunia, dimana jumlah spesies primata di Indonesia menempati urutan ketiga setelah Brasil dan Madagaskar.

Baca:
Sama-sama Primata, tapi Monyet dan Kera Berbeda

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Dilaporkan Ekspor 1.400 Monyet Hasil Tangkapan Liar ke Amerika pada 2023

38 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Indonesia Dilaporkan Ekspor 1.400 Monyet Hasil Tangkapan Liar ke Amerika pada 2023

1.402 monyet ekor panjang yang ditangkap dari alam liar di Indonesia diimpor oleh industri penelitian dan pengujian AS selama tahun 2023.


Asal-usul Hari Primata Nasional

30 Januari 2024

Seniman Wanggi Hoed bersama Koalisi Primates Fight Back melakukan aksi teatrikal di Car Free Day kawasaki Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu, 28 Januari 2024. Aksi tersebut dalam rangkaian Hari Primata Indonesia dengan mensosialisasikan sekaligus menyadarkan kepada masyarakat tentang isu eksploitasi monyet, selain itu mereka juga menuntut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menetapkan monyet ekor panjang dan beruk sebagai satwa dilindungi. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Asal-usul Hari Primata Nasional

Hari primata merupakan salah satu kampanye untuk menjaga populasi hewan tersebut.


Mengenal Bekantan, Kera Belanda Khas Kalimantan yang Pandai Berenang

14 Januari 2024

Monyet Bekantan berhidung besar yang merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan ini pernah dijuluki sebagai bianatang terjelek di dunia. dailymail.co.uk
Mengenal Bekantan, Kera Belanda Khas Kalimantan yang Pandai Berenang

Bekantan dalam status di ambang kepunahan dan termasuk satwa yang dilindungi


Sinopsis Kingdom of the Planet of the Apes, Film Lanjutan Penjajahan Monyet Atas Manusia

25 November 2023

Michael Clarke Duncan berperan sebagai Attar dalam film Planet of The Apes (2001). Yahoo.com
Sinopsis Kingdom of the Planet of the Apes, Film Lanjutan Penjajahan Monyet Atas Manusia

Kingdom of the Planet of the Apes menceritakan tentang kehidupan koloni monyet di bumi setelah era Caesar


Komunitas The Power of Mama Ketapang Raih Nasional Clean Air Championship Award

22 November 2023

Kelompok perempuan 'The Power of Mama' sedang membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Desa Sungai Besar, Ketapang, Kalimantan Barat pada 02 Januari 2023. Dokumentasi YIARI
Komunitas The Power of Mama Ketapang Raih Nasional Clean Air Championship Award

Komunitas The Power of Mama menerima "Clean air Championship Award 2023" untuk tingkat petani, masyarakat peduli api, perorangan wilayah Kalimantan.


Evakuasi Hindari Senjata Bius, Korban Monyet Liar di Kota Depok Bertambah

10 Oktober 2023

Petugas Damkar  Depok dibantu pecinta primata usai menangkap untuk evakuasi monyet liar yang masuk ke permukiman penduduk di RT 06/01 Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Selasa, 10 Oktober 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Evakuasi Hindari Senjata Bius, Korban Monyet Liar di Kota Depok Bertambah

Giliran warga di Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, resah oleh monyet liar yang berkeliaran.


Kehati Dorong Pelaku Bisnis Terapkan ESG: Ramah Lingkungan Tak Membuat Kinerja Buruk

28 Juli 2023

Konferensi Pers ESG Award 2023 by KEHATI di Jakarta, Kamis 27 Juli 2023 Tempo/Annisya.
Kehati Dorong Pelaku Bisnis Terapkan ESG: Ramah Lingkungan Tak Membuat Kinerja Buruk

Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) menggelar acara Penghargaan Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) 2023 bagi sejumlah perusahaan


13 Perusahaan Raih ESG Award 2023 dari Kehati

27 Juli 2023

Konferensi Pers ESG Award 2023 by KEHATI di Jakarta, Kamis 27 Juli 2023 Tempo/Annisya.
13 Perusahaan Raih ESG Award 2023 dari Kehati

KEHATI memberikan penghargaan Environmental, Social, and Corporate Governance atau ESG Award 2023 kepada 13 perusahaan.


Kehati: Perusahaan dengan ESG Baik Punya Kinerja Keuangan Lebih Moncer

27 Juli 2023

Konferensi Pers ESG Award 2023 by KEHATI di Jakarta, Kamis 27 Juli 2023 Tempo/Annisya.
Kehati: Perusahaan dengan ESG Baik Punya Kinerja Keuangan Lebih Moncer

Yayasan Kehati menyebut perusahaan dengan environmental, social and corporate governance (ESG) yang baik memiliki kinerja keuangan lebih bagus.


Unand dan Swara Owa Gelar Survei 6 Primata Endemik Mentawai yang Terancam Punah

5 Juni 2023

Simakobu, salah satu primata endemik mentawai. Dipotret di hutan Toloulaggom Siberut Barat Daya, 24 April 2023. (Foto: Imam Taufiqurahman/Swara Owa)
Unand dan Swara Owa Gelar Survei 6 Primata Endemik Mentawai yang Terancam Punah

Survei itu dilakukan karena semakin terancamnya habitat enam primata endemik Mentawai tersebut.